Antisipasi Kebijakan Tarif AS, Presiden Prabowo Siapkan Strategi Tiga Pilar Ekonomi

Strategi Tiga Pilar Presiden Prabowo Hadapi Potensi Gejolak Ekonomi Global Akibat Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah menyiapkan serangkaian langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Langkah-langkah ini dirancang untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo telah jauh hari memprediksi dan mempersiapkan tiga langkah besar untuk menghadapi berbagai gejolak perubahan kebijakan global, termasuk penerapan tarif timbal balik oleh AS terhadap Indonesia yang mencapai 32 persen.

"Presiden Prabowo menunjukkan visi yang tajam dalam membaca dinamika geopolitik, khususnya terkait kebijakan tarif baru AS," ujar Noudhy melalui siaran pers resmi PCO pada Jumat (4/4/2025). Langkah-langkah yang disiapkan difokuskan pada penguatan fundamental ekonomi domestik dan diversifikasi kerjasama internasional.

Tiga Pilar Strategi Ekonomi

Adapun tiga pilar strategi ekonomi yang disiapkan Presiden Prabowo adalah:

  • Memperkuat Hubungan Dagang Internasional: Pemerintah akan aktif menjalin kemitraan dagang dengan negara-negara lain di luar AS. Diversifikasi pasar ekspor dan impor ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara tertentu dan memperluas peluang bagi pelaku usaha Indonesia. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara ASEAN, serta menjajaki peluang pasar baru di kawasan Asia, Eropa, dan Afrika.
  • Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya Alam: Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Pemerintah akan mendorong pemanfaatan sumber daya alam ini secara berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi. Hal ini meliputi peningkatan investasi di sektor pengolahan sumber daya alam, pengembangan industri hilir, dan peningkatan ekspor produk-produk bernilai tambah.
  • Meningkatkan Konsumsi Dalam Negeri: Pemerintah akan mendorong peningkatan konsumsi dalam negeri melalui berbagai kebijakan, seperti pemberian insentif fiskal, peningkatan daya beli masyarakat, dan pengembangan sektor UMKM. Peningkatan konsumsi dalam negeri akan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

Latar Belakang Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif yang diterapkan AS, sebagaimana diumumkan oleh Presiden Donald Trump, berdampak pada lebih dari 180 negara. Pemerintah AS memberikan penjelasan bahwa Indonesia dikenakan tarif timbal balik sebesar 32 persen karena dianggap menerapkan tarif yang lebih tinggi untuk produk etanol impor dari AS. Merujuk pada laman resmi Gedung Putih, Indonesia disebut menerapkan tarif sebesar 30 persen, jauh lebih tinggi dari tarif yang dikenakan AS sebesar 2,5 persen untuk produk yang sama. Selain itu, AS juga menyoroti hambatan non-tarif yang diterapkan Indonesia, seperti persyaratan konten lokal dan rezim perizinan impor yang kompleks.

Trump juga menyinggung hambatan non-tarif yang dimaksudkan untuk membatasi jumlah impor/ekspor dan melindungi industri dalam negeri telah menghilangkan akses timbal balik produsen AS ke pasar di seluruh dunia. Selain itu ada perizinan impor yang kompleks juga disinggung sebagai salah satu penyebab tarif resiprokal untuk Indonesia.

"Indonesia menerapkan persyaratan konten lokal di berbagai sektor, rezim perizinan impor yang kompleks, dan mulai tahun ini akan mengharuskan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor ke dalam negeri untuk transaksi senilai 250.000 dollar AS (sekitar Rp 4,1 miliar) atau lebih,” ujar Trump dilansir laman resmi Gedung Putih.

Langkah-langkah antisipatif yang disiapkan oleh Presiden Prabowo diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks.