Industri Alas Kaki Nasional Terancam Tarif Impor AS: Mendesak Percepatan IEU-CEPA dan Negosiasi dengan Washington

Industri Alas Kaki Nasional Terancam Tarif Impor AS: Mendesak Percepatan IEU-CEPA dan Negosiasi dengan Washington

Jakarta - Industri alas kaki Indonesia menghadapi tantangan serius menyusul kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Kenaikan tarif yang signifikan ini diperkirakan akan menggerus daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar AS, yang merupakan salah satu tujuan ekspor utama.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait dampak tarif impor yang diperkirakan mencapai 42% pada produk alas kaki Indonesia. Ketua Umum APRISINDO, Eddy Widjanarko, menyatakan bahwa kebijakan ini berpotensi membalikkan tren positif yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun terjadi penurunan ekspor pada tahun 2023, industri ini berhasil mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan pada tahun 2024. Namun, dengan adanya tarif baru ini, momentum tersebut terancam terhenti.

Dampak dari kebijakan ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku usaha, tetapi juga oleh jutaan pekerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Lebih dari 1,8 juta pekerja di industri alas kaki berpotensi terkena imbasnya jika ekspor ke AS mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini tentu menjadi perhatian serius mengingat sektor alas kaki merupakan salah satu penyumbang devisa negara yang cukup besar.

Untuk mengatasi ancaman ini, APRISINDO mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis, antara lain:

  • Mempercepat penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA): Perjanjian ini akan membuka akses pasar ke 27 negara Eropa, mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Penyelesaian IEU-CEPA menjadi krusial mengingat negara-negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh telah lebih dulu menjalin kesepakatan serupa.
  • Mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk negosiasi ulang: Pemerintah perlu berupaya mencari solusi atas kebijakan tarif yang dapat memperburuk kondisi industri alas kaki. Dialog konstruktif dengan pihak AS diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

APRISINDO menekankan pentingnya tindakan cepat dan terkoordinasi dari pemerintah untuk melindungi industri alas kaki nasional. Tanpa langkah-langkah mitigasi yang efektif, industri ini akan semakin tertekan dan berpotensi kehilangan pangsa pasar di AS. Kondisi ini akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan jutaan pekerja di sektor alas kaki.

Ketergantungan yang tinggi pada pasar Amerika Serikat membuat industri alas kaki sangat rentan terhadap perubahan kebijakan perdagangan di negara tersebut. Diversifikasi pasar menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko serupa di masa depan. Pemerintah perlu mendorong pelaku usaha untuk menjajaki peluang ekspor ke negara-negara lain, terutama di kawasan Asia dan Afrika.

Selain itu, peningkatan daya saing produk alas kaki Indonesia juga menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi di pasar global. Investasi dalam teknologi, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia perlu ditingkatkan agar produk alas kaki Indonesia dapat bersaing dengan produk dari negara-negara lain dalam hal kualitas, desain, dan harga.

APRISINDO berharap pemerintah dapat merespons dengan cepat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi industri alas kaki nasional dari dampak negatif kebijakan tarif impor AS. Kelangsungan hidup industri ini sangat penting bagi perekonomian Indonesia dan kesejahteraan jutaan pekerja.