Amerika Serikat Desak Anggota NATO Tingkatkan Anggaran Pertahanan Hingga 5% dari PDB
Amerika Serikat Desak Anggota NATO Tingkatkan Anggaran Pertahanan Hingga 5% dari PDB
Brussels, Belgia - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, telah menyampaikan pesan tegas kepada para sekutu NATO mengenai komitmen Washington terhadap aliansi tersebut, sembari mendesak peningkatan signifikan dalam anggaran pertahanan masing-masing negara anggota. Pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels menjadi ajang krusial di tengah kekhawatiran yang berkembang mengenai masa depan aliansi, terutama terkait kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Rubio berupaya meredakan keraguan yang muncul terkait komitmen AS terhadap NATO, dengan menyebutnya sebagai "histeria". Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap aktif dan berkomitmen penuh terhadap aliansi tersebut. Namun, Rubio juga menggarisbawahi ekspektasi pemerintahan Trump agar negara-negara anggota NATO meningkatkan kemampuan pertahanan mereka secara substansial.
"Amerika Serikat ada di NATO, Amerika Serikat aktif di NATO seperti sebelumnya," tegas Rubio kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa Trump tidak menentang NATO, melainkan menentang NATO yang tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian aliansi.
Target Ambisius: 5% dari PDB
Pemerintahan Trump sebelumnya mengusulkan agar negara-negara anggota NATO mengalokasikan 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka untuk anggaran pertahanan. Target ini jauh melampaui target 2% yang telah disepakati sebelumnya dan menjadi tantangan berat bagi banyak negara anggota. Saat ini, tidak ada negara NATO, termasuk Amerika Serikat, yang mencapai tingkat pengeluaran 5% dari PDB untuk pertahanan.
Rubio mengakui bahwa pencapaian target 5% tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Ia menekankan pentingnya setiap negara anggota memiliki "jalur yang realistis" untuk mencapai target tersebut, dengan komitmen yang jelas untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan secara bertahap.
"Kami ingin meninggalkan sini dengan pemahaman bahwa kami berada di jalur yang realistis, di mana setiap anggota berkomitmen dan memenuhi janji untuk mencapai hingga 5% dari pengeluaran," ujar Rubio.
Reaksi dan Tantangan dari Negara Anggota
Seorang pejabat Eropa yang hadir dalam pertemuan tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, menggambarkan pertemuan dengan Rubio sebagai "sangat meyakinkan". Pejabat tersebut mengatakan bahwa Rubio tidak bersikap konfrontatif terhadap negara mana pun.
Namun, mencapai target 5% dari PDB untuk pertahanan akan menjadi tantangan signifikan bagi banyak negara NATO. Berdasarkan perkiraan NATO, beberapa negara dengan ekonomi besar di Eropa, seperti Italia dan Spanyol, masih berada di bawah target 2% saat ini. Pada tahun lalu, 23 dari 32 anggota aliansi telah memenuhi atau melampaui target 2%.
Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, menyatakan bahwa target 5% mungkin terlalu tinggi untuk saat ini. Ia menekankan bahwa Portugal, yang menghabiskan 1,55% PDB untuk pertahanan tahun lalu, perlu mencapai target 2% terlebih dahulu dan memiliki rencana yang jelas sebelum dapat mempertimbangkan target yang lebih ambisius.
Implikasi dan Prospek Masa Depan
Desakan Amerika Serikat agar negara-negara anggota NATO meningkatkan anggaran pertahanan mencerminkan kekhawatiran Washington mengenai pembagian beban dalam aliansi. AS telah lama berpendapat bahwa negara-negara Eropa perlu meningkatkan kontribusi mereka terhadap keamanan bersama.
Implementasi target 5% dari PDB akan membutuhkan komitmen politik dan ekonomi yang signifikan dari negara-negara anggota NATO. Hal ini juga dapat memicu perdebatan internal di masing-masing negara mengenai prioritas anggaran dan alokasi sumber daya.
Masa depan NATO akan sangat bergantung pada kemampuan negara-negara anggota untuk mencapai kesepakatan mengenai tingkat pengeluaran pertahanan yang realistis dan berkelanjutan. Dialog dan kerja sama yang berkelanjutan antara AS dan sekutu-sekutunya di Eropa akan sangat penting untuk memastikan bahwa aliansi tersebut tetap kuat dan efektif dalam menghadapi tantangan keamanan yang terus berkembang.