Antisipasi Gejolak Ekonomi Global, Pemerintah Diminta Proaktif di WTO dan Perkuat Ekonomi Domestik
Respons Indonesia Terhadap Ketidakpastian Ekonomi Global
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menekankan perlunya respons cepat dan komprehensif dari pemerintah Indonesia dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin tidak menentu. Desakan ini muncul seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak proteksionisme perdagangan dan potensi resesi global.
"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah strategis, baik di forum internasional seperti World Trade Organization (WTO) maupun di dalam negeri, untuk melindungi kepentingan nasional dan menjaga stabilitas ekonomi," ujar Said Abdullah dalam keterangan persnya.
Strategi di Forum WTO
Said Abdullah menyoroti pentingnya peran aktif Indonesia di WTO untuk mendorong sistem perdagangan global yang lebih adil dan berkelanjutan. Dia mengingatkan agar kepentingan negara-negara besar tidak mengorbankan kesejahteraan masyarakat global secara keseluruhan.
Berikut poin-poin penting yang perlu diperjuangkan Indonesia di WTO:
- Menegakkan prinsip perdagangan non-diskriminatif.
- Meningkatkan kapasitas perdagangan internasional bagi negara-negara berkembang.
- Menjaga transparansi dalam kebijakan perdagangan.
- Mendorong perdagangan bebas yang saling menguntungkan.
- Memanfaatkan mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan untuk melindungi kepentingan nasional.
Langkah Strategis di Dalam Negeri
Selain proaktif di WTO, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah konkret di dalam negeri untuk memperkuat fundamental ekonomi dan mengurangi kerentanan terhadap gejolak eksternal. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Menjaga Kinerja Ekspor Nasional: Pemerintah perlu melindungi produk-produk ekspor Indonesia di pasar internasional dan mencari pasar alternatif jika pasar utama terhambat akibat kebijakan tarif atau hambatan perdagangan lainnya. Hal ini penting untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan.
- Optimalisasi Devisa Hasil Ekspor (DHE): Memastikan implementasi kebijakan penempatan 100 persen DHE di dalam negeri berjalan efektif dan dipatuhi oleh para eksportir. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa dan menstabilkan nilai tukar rupiah.
- Memperkuat Mekanisme Hedging untuk Impor: Pemerintah perlu menyiapkan instrumen hedging fund untuk memfasilitasi pembayaran impor oleh para importir. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar terhadap biaya impor.
- Memperluas Skema Currency Swap Bilateral: Mengembangkan kerja sama currency swap dengan negara mitra dagang strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi internasional.
- Menyiapkan Kebijakan Fiskal Kontra-Siklus: Menyusun kebijakan fiskal yang responsif terhadap perlambatan ekonomi global, tanpa mengorbankan kesehatan fiskal nasional. Kebijakan ini dapat berupa stimulus fiskal atau insentif bagi sektor-sektor yang terpukul.
- Memperbaiki Pasar Saham dan Keuangan: Meningkatkan infrastruktur dan regulasi di sektor pasar saham dan keuangan untuk menjadikannya lebih inklusif, efisien, dan menarik bagi investor global.
- Membangun Komunikasi Publik yang Kredibel: Pemerintah perlu membangun sistem komunikasi publik yang terpercaya, dialogis, dan komunikatif untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada pelaku usaha dan masyarakat.
Awan Kelabu Proteksionisme
Said Abdullah juga menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya tren proteksionisme perdagangan yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan ekonomi dari negara-negara maju. Kebijakan tarif dan hambatan perdagangan lainnya dapat mengganggu rantai pasok global dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Kita kembali dihadapkan pada awan kelabu. Distorsi mulai terjadi akibat kebijakan pengenaan tarif dari berbagai negara, yang dipicu oleh memanasnya kembali tensi dagang antara negara-negara besar," jelasnya.
Dia mencontohkan bagaimana kebijakan tarif yang diterapkan oleh beberapa negara telah berdampak negatif terhadap ekspor Indonesia. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya diplomasi ekonomi yang kuat untuk melindungi kepentingan nasional di tengah gejolak ekonomi global.
Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, baik di tingkat internasional maupun domestik, Indonesia dapat memitigasi dampak negatif dari ketidakpastian ekonomi global dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.