Analisis INDEF: Dampak Terbatas Tarif Impor AS terhadap Ekonomi Indonesia

Analisis INDEF: Dampak Terbatas Tarif Impor AS terhadap Ekonomi Indonesia

Kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat diprediksi akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia. Namun, menurut kajian terbaru dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dampak terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan relatif terbatas.

Peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus, dalam diskusi daring yang diselenggarakan pada Jumat (4/4/2025), menjelaskan bahwa penerapan tarif impor sebesar 32 persen oleh AS diperkirakan hanya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Angka ini tergolong kecil dibandingkan dengan dampak yang diperkirakan akan dialami oleh negara lain seperti Vietnam dan China.

Faktor Penentu Resiliensi Ekonomi Indonesia

Beberapa faktor menjadi penentu resiliensi ekonomi Indonesia terhadap kebijakan tarif impor AS:

  • Diversifikasi Mitra Dagang: Indonesia memiliki jaringan kerjasama perdagangan yang luas dengan berbagai negara, termasuk India, China, Uni Eropa, dan negara-negara ASEAN. Diversifikasi ini mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar AS.
  • Struktur Ekonomi: Struktur ekonomi Indonesia yang tidak terlalu bergantung pada ekspor ke AS juga menjadi faktor pelindung.

Dampak Signifikan bagi Vietnam dan China

Berbeda dengan Indonesia, Vietnam dan China diperkirakan akan mengalami dampak yang lebih signifikan dari kebijakan tarif impor AS. Vietnam diprediksi akan mengalami pengurangan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,85 persen, sementara China sebesar 0,61 persen.

"Yang paling besar memang terkena dampak itu Vietnam. Jadi akan mereduksi pertumbuhannya atau akan mengurangi pertumbuhannya sebesar 0,85 persen," ungkap Heri.

Dampak Negatif bagi AS Sendiri

Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan AS juga diperkirakan akan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonominya sendiri. INDEF memperkirakan kontraksi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,09 persen akibat kebijakan ini.

Alasan AS Terapkan Tarif Impor ke Indonesia

Pemerintah AS menjelaskan alasan pengenaan tarif impor sebesar 32 persen terhadap Indonesia. Merujuk laman resmi Gedung Putih, Indonesia dianggap menerapkan tarif yang lebih tinggi terhadap produk etanol AS.

Selain itu, AS juga menyoroti hambatan non-tarif yang dianggap membatasi akses timbal balik produsen AS ke pasar Indonesia. Hambatan-hambatan tersebut antara lain:

  • Persyaratan konten lokal di berbagai sektor.
  • Rezim perizinan impor yang kompleks.
  • Kebijakan mewajibkan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor ke dalam negeri untuk transaksi senilai 250.000 dollar AS atau lebih.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, analisis INDEF menunjukkan bahwa dampak kebijakan tarif impor AS terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan relatif terbatas. Diversifikasi mitra dagang dan struktur ekonomi yang tidak terlalu bergantung pada ekspor ke AS menjadi faktor penentu resiliensi ekonomi Indonesia. Namun, pemerintah perlu terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memitigasi dampak negatif yang mungkin timbul.