Eskalasi Perang Dagang: China Merespons Keras Kenaikan Tarif AS dengan Pemberlakuan Tarif Balasan
China Membalas Kenaikan Tarif AS dengan Langkah Tegas
Beijing, Tiongkok - Ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok, mencapai titik didih baru setelah Tiongkok mengumumkan pemberlakuan tarif balasan sebesar 34% terhadap impor barang-barang dari AS. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dituduh secara sepihak meningkatkan tarif impor barang-barang Tiongkok ke AS.
Keputusan Tiongkok ini diumumkan oleh Komisi Tarif Dewan Negara Tiongkok, yang menyatakan bahwa tindakan AS melanggar aturan perdagangan internasional dan merugikan hak serta kepentingan sah Tiongkok. "Praktik AS ini tidak sejalan dengan aturan perdagangan internasional, sangat merusak hak dan kepentingan sah China, dan merupakan praktik intimidasi unilateral yang khas," demikian pernyataan resmi komisi tersebut.
Latar Belakang dan Pemicu Eskalasi
Sejak kembali menjabat pada Januari 2025, Presiden Trump telah memberlakukan dua tahap bea masuk tambahan sebesar 10% pada semua impor dari Tiongkok. Gedung Putih berdalih bahwa langkah ini diperlukan untuk menghentikan aliran masuk ilegal fentanyl dari Tiongkok ke AS. Dengan tarif tambahan ini, barang-barang Tiongkok yang masuk ke AS secara efektif dikenakan tarif sebesar 54%.
Tindakan Tiongkok kali ini menunjukkan perubahan signifikan dalam strategi respons mereka. Sebelumnya, Beijing cenderung mengambil tindakan balasan yang lebih terukur, seperti menargetkan impor produk pertanian dan bahan bakar AS, serta mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan AS tertentu. Namun, kali ini, Tiongkok mengambil langkah yang lebih luas dan lebih tegas.
Dampak dan Implikasi Lebih Lanjut
Selain pemberlakuan tarif balasan, Tiongkok juga telah menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, termasuk produsen drone. Kontrol ekspor juga diterapkan pada 16 perusahaan AS untuk melarang ekspor barang-barang Tiongkok yang dapat digunakan untuk keperluan ganda.
Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengumumkan penyelidikan antidumping terhadap tabung sinar-X CT medis impor dari AS dan India. Selain itu, Beijing juga memberlakukan kontrol ekspor terhadap tujuh jenis mineral tanah jarang ke AS, termasuk samarium, gadolinium, dan terbium. Mineral tanah jarang ini sangat penting bagi berbagai industri teknologi tinggi.
Berikut daftar tindakan balasan yang diambil Tiongkok:
- Pemberlakuan tarif 34% terhadap barang impor AS
- Menambahkan 11 perusahaan AS ke daftar entitas yang tidak dapat diandalkan
- Kontrol ekspor terhadap 16 perusahaan AS
- Penyelidikan antidumping terhadap tabung sinar-X CT medis impor dari AS dan India
- Kontrol ekspor terhadap tujuh jenis mineral tanah jarang
Eskalasi perang dagang ini menimbulkan kekhawatiran global tentang dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global dan stabilitas rantai pasokan. Para analis memperingatkan bahwa perang dagang yang berkepanjangan dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, penurunan investasi, dan gangguan perdagangan global.