BSI Perluas Jangkauan Bisnis Emas: Optimasi Ekosistem Bank Bullion untuk Dorong Inklusi Keuangan Syariah
BSI Perluas Jangkauan Bisnis Emas: Optimasi Ekosistem Bank Bullion untuk Dorong Inklusi Keuangan Syariah
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggenjot pengembangan bisnis logam mulia dengan fokus pada optimalisasi ekosistem bank emas yang telah dibangun. Strategi ini diyakini akan mendorong inklusi keuangan syariah dan memberikan alternatif investasi bagi masyarakat. Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan strategi perusahaan dalam mengembangkan lini bisnis ini, yang terbagi dalam tiga pilar utama layanan.
Pertama, BSI Emas Digital, yang memfasilitasi transaksi jual-beli dan penitipan emas melalui platform digital BYOND by BSI. Platform ini memberikan aksesibilitas yang luas bagi pengguna, sejalan dengan jumlah pengguna BYOND yang telah mencapai 8 juta. Kedua, BSI Gold menawarkan kemudahan pembelian emas fisik, baik secara tunai maupun cicilan, dengan harga yang kompetitif. Ketiga, inovasi berupa BSI ATM Emas, sebuah layanan pertama di Indonesia yang memungkinkan pengambilan emas fisik melalui mesin ATM di berbagai cabang BSI. Targetnya, BSI akan memiliki sekitar 50 unit BSI ATM Emas. Inovasi ini menunjukkan komitmen BSI dalam memberikan solusi praktis dan modern dalam berinvestasi emas.
Keberhasilan strategi BSI ini didukung oleh infrastruktur yang kuat, termasuk jaringan 1.130 outlet dan lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas. Dengan total nasabah mencapai 21 juta, BSI memiliki basis pelanggan yang luas untuk mengembangkan layanan bank emasnya. Pada tahun 2024 saja, BSI telah mengelola emas hingga 17,5 ton dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton, menunjukkan potensi pasar yang besar.
Anton Sukarna menekankan pentingnya investasi emas sebagai solusi jangka panjang, khususnya untuk persiapan ibadah haji yang memiliki masa tunggu cukup lama. Nilai emas yang cenderung meningkat setiap tahun menjadikannya pilihan investasi yang menarik. Lebih lanjut, peluang pasar emas di Indonesia masih sangat besar. Permintaan emas per kapita di Indonesia masih terendah di Asia Tenggara, hanya 0,16 gram per orang, sementara potensi pasarnya sangat menjanjikan. Mengacu pada kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, dengan proyeksi emas batangan mencapai 321 ton yang dapat dimonetisasi. Potensi ini semakin besar mengingat Indonesia merupakan negara dengan cadangan emas terbesar ke-6 di dunia (sekitar 2.600 ton) dan termasuk dalam 10 besar produsen emas global.
BSI melihat peluang untuk menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas, memonetisasi aset emas yang kurang produktif, dan menyediakan alternatif investasi syariah yang mudah diakses. Upaya ini sejalan dengan misi BSI sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional dan mendukung visi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029. Keunggulan BSI dalam bisnis bank emas meliputi layanan BSI Gold dengan kadar emas 99,99 persen bersertifikat SNI dan MUI, jaringan BSI Agen yang luas (lebih dari 110.000), dan aksesibilitas layanan melalui BYOND by BSI. Pertumbuhan signifikan yang dialami produk Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, dan BSI Gold menunjukkan potensi keberhasilan strategi ini. Dengan berbagai keunggulan tersebut, BSI optimistis dapat menjadi pemimpin dalam industri bank emas di Indonesia, berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dan memperluas akses masyarakat terhadap instrumen investasi syariah yang aman dan menguntungkan.