Indonesia dan Malaysia Bersatu Hadapi Dampak Kebijakan Tarif AS di ASEAN

Indonesia dan Malaysia Perkuat Solidaritas Ekonomi ASEAN Menghadapi Kebijakan Tarif Trump

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, baru-baru ini melakukan kunjungan penting ke Malaysia untuk membahas dampak kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap negara-negara ASEAN. Kunjungan ini menjadi krusial dalam upaya memperkuat kolaborasi regional di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.

Dalam lawatannya, Airlangga Hartarto mengadakan serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin Malaysia, termasuk:

  • Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri Malaysia I
  • Datuk Seri Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia
  • Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Azis, Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI)

Fokus utama dari pertemuan-pertemuan ini adalah untuk menyusun strategi bersama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang timbul akibat kebijakan tarif AS dan untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai kekuatan ekonomi regional yang solid.

Peran Strategis Malaysia dalam Kepemimpinan ASEAN

Airlangga Hartarto menekankan pentingnya peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2025. Ia menyatakan bahwa Malaysia memiliki posisi strategis untuk mendorong penguatan kerjasama di antara negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respons terhadap kebijakan tarif resiprokal AS. Penguatan kerjasama ini diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Prioritas Kerjasama Ekonomi Indonesia-Malaysia

Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyampaikan komitmen Malaysia untuk memperkuat kerjasama ekonomi dengan Indonesia. Prioritas utama adalah memperbarui sinergi ekonomi antara kedua negara, dengan fokus pada peningkatan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan. Anwar Ibrahim menekankan pentingnya kerja sama dengan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk mencapai tujuan ini.

Penguatan Suara ASEAN di Indo-Pasifik

Dalam pertemuan khusus dengan Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) Malaysia, Tengku Zafrul, Airlangga Hartarto membahas pentingnya penguatan suara negara-negara ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Ia meyakini bahwa dengan bersatu, ASEAN dapat menjadi kekuatan besar yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi global.

Tengku Zafrul juga menegaskan bahwa persatuan ASEAN bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Ia mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk memperkuat ekonomi regional demi kesejahteraan bersama.

Pemanfaatan Perjanjian TIFA dan Hubungan Konstruktif dengan AS

Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) untuk meningkatkan perdagangan timbal balik dan menjajaki berbagai perjanjian kerja sama dengan AS. Kedua negara mengakui bahwa kebijakan tarif Presiden Trump menimbulkan tantangan terhadap dinamika perdagangan global, namun tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS berdasarkan prinsip saling menguntungkan.

Dengan menyatukan suara dan mengambil langkah-langkah strategis, Indonesia dan Malaysia berharap dapat memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN.