Era Kevin De Bruyne di Manchester City Berakhir: Guardiola Kehilangan Separuh Jiwa Tim

Era Kevin De Bruyne di Manchester City Berakhir: Guardiola Kehilangan Separuh Jiwa Tim

Pengumuman kepergian Kevin De Bruyne dari Manchester City di akhir musim ini menandai berakhirnya sebuah era gemilang. Gelandang asal Belgia ini, yang telah menjadi jantung permainan The Citizens sejak 2015, akan meninggalkan Etihad Stadium setelah kontraknya berakhir. Kepergiannya tidak hanya meninggalkan lubang besar di lini tengah, tetapi juga perasaan kehilangan mendalam bagi manajer Pep Guardiola yang menganggap De Bruyne sebagai "separuh jiwa" timnya.

Guardiola, dalam pernyataannya kepada BBC, mengungkapkan campuran emosi yang dirasakannya. Kesedihan karena kehilangan pemain sekaliber De Bruyne, tetapi juga kebahagiaan karena telah memiliki kesempatan untuk bekerja sama dan menikmati masa-masa indah bersamanya. Kontribusi De Bruyne selama satu dekade terakhir, baik di dalam maupun di luar lapangan, telah menjadi faktor kunci dalam kesuksesan Manchester City meraih berbagai trofi bergengsi.

Kontribusi Signifikan De Bruyne

De Bruyne telah menjelma menjadi sosok ikonik di Manchester City. Selama berseragam biru langit, ia telah mempersembahkan 16 trofi, termasuk:

  • Enam gelar Liga Inggris
  • Satu gelar Liga Champions (yang pertama dalam sejarah klub)
  • Lima gelar Piala Liga
  • Dua gelar Piala FA
  • Dua gelar Community Shield

Lebih dari sekadar trofi, De Bruyne telah memberikan dampak yang tak terukur bagi permainan tim. Visi, umpan akurat, dan kemampuan mencetak golnya telah membuat lini tengah City menjadi salah satu yang paling ditakuti di Eropa. Kepergiannya akan memaksa Guardiola untuk merombak strategi dan mencari pengganti yang sepadan.

Ucapan Perpisahan Guardiola

Guardiola tak sungkan memberikan pujian setinggi langit kepada De Bruyne. Ia menyandingkannya dengan legenda-legenda klub seperti Vincent Kompany, Sergio Aguero, dan David Silva, yang juga telah memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan City. Guardiola bahkan menyebut De Bruyne sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah bermain di Liga Inggris.

"Pintu-pintu di sini selalu terbuka selama sisa hidupnya. Dia adalah bagian dari keluarga ini, klub ini," ujar Guardiola dengan nada emosional.

Masa depan De Bruyne sempat menjadi spekulasi dalam beberapa bulan terakhir, dengan rumor yang menghubungkannya dengan klub-klub di Arab Saudi dan Amerika Serikat. Namun, kepastian kepergiannya baru diumumkan menjelang akhir musim ini. Ke mana De Bruyne akan berlabuh selanjutnya masih menjadi misteri, tetapi yang pasti, ia akan selalu dikenang sebagai legenda Manchester City.

Kepergian De Bruyne menandai akhir dari sebuah era. Tantangan bagi Guardiola sekarang adalah bagaimana membangun kembali tim yang kompetitif tanpa kehadiran gelandang Belgia tersebut. Sebuah tugas yang tidak mudah, mengingat betapa pentingnya peran De Bruyne dalam sistem permainan City selama ini.