Stroke Menyerang Perempuan Muda Inggris: Kisah Phoebe dan Peringatan Dini Mengenai Penyakit Otak
Stroke Menyerang Perempuan Muda Inggris: Kisah Phoebe dan Peringatan Dini Mengenai Penyakit Otak
Phoebe O'Shaughnessy, seorang wanita berusia 21 tahun asal Inggris, mengalami kejadian yang mengubah hidupnya secara drastis. Pada bulan April 2024, ia tiba-tiba menderita sakit kepala hebat yang berlangsung selama empat hari tanpa menunjukkan tanda-tanda membaik. Sakit kepala yang awalnya dianggap biasa ini kemudian berujung pada diagnosis yang mengejutkan: stroke. Kondisi ini membuatnya kehilangan kemampuan berbicara dan berjalan, dan memaksanya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Maidstone, Kent.
Kronologi kejadian bermula dari sakit kepala yang tak tertahankan. Phoebe, yang kesulitan menelan obat karena rasa sakit yang luar biasa, akhirnya meminta bantuan ibunya untuk segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan saraf kranial dan pemantauan kondisi kolitisnya (yang sudah ada sebelumnya), ingatan Phoebe akan peristiwa selanjutnya menjadi kabur. Ketika ia tersadar, realitas pahit telah menunggunya: ketidakmampuan berbicara, kejang, dan kelemahan pada sisi kanan wajahnya. Hasil pemeriksaan medis kemudian mengungkap penyebabnya: trombosis sinus vena serebral (CVST), sejenis stroke langka yang disebabkan oleh bekuan darah di sinus vena otak.
Kasus Phoebe menyoroti fakta bahwa stroke bukanlah penyakit yang hanya menyerang kelompok usia lanjut. Meskipun aterosklerosis sering menjadi penyebab utama stroke pada orang tua, faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, kebiasaan merokok, dan kondisi jantung atau hematologi tertentu juga dapat meningkatkan risiko stroke pada orang muda. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa faktor genetik turut berperan dalam kasus stroke pada usia muda. Menariknya, dalam 25-35 persen kasus stroke pada orang muda, penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasi.
Gejala stroke, seperti yang dialami Phoebe—kehilangan kemampuan berbicara, wajah terkulai, dan kelemahan pada satu sisi tubuh—seringkali luput dari perhatian karena anggapan umum bahwa stroke hanya menyerang orang tua. Gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain:
- Kehilangan penglihatan
- Penglihatan ganda
- Bicara tidak jelas
- Pusing
- Kesulitan berjalan
Keterlambatan dalam mengenali gejala stroke, khususnya pada kelompok usia muda, dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan risiko stroke pada semua kelompok usia, serta memperhatikan gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan kondisi ini. Kasus Phoebe menjadi bukti nyata perlunya kewaspadaan dan penanganan medis yang cepat dan tepat guna mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kisah Phoebe mengingatkan kita semua untuk senantiasa menjaga kesehatan dan memperhatikan setiap perubahan kondisi tubuh. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sakit kepala yang berlangsung lama dan disertai gejala-gejala lain yang tidak biasa. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat krusial dalam menangani stroke dan meningkatkan peluang pemulihan yang lebih baik. Semoga kisah Phoebe dapat menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan menyadari bahwa stroke bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia.