Antisipasi Puncak Arus Balik Lebaran, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan di Sejumlah Titik Strategis

Antisipasi Puncak Arus Balik Lebaran, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan di Sejumlah Titik Strategis

Menjelang puncak arus balik Lebaran 2025 yang diprediksi akan terjadi pada 5-7 April 2025, berbagai upaya rekayasa lalu lintas telah diterapkan di sejumlah titik strategis untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan. Peningkatan volume kendaraan terpantau signifikan di berbagai ruas tol dan jalur utama, mendorong pihak kepolisian dan pengelola jalan tol untuk mengambil langkah-langkah proaktif.

Kepadatan di Gerbang Tol Kalikangkung dan Penerapan One Way Lokal

Pada Jumat (4/4/2025) malam, Gerbang Tol (GT) Kalikangkung mencatat peningkatan signifikan dengan 55.414 kendaraan menuju Jakarta. Meskipun antrean kendaraan terpantau ramai lancar, langkah antisipasi tetap dilakukan. Guna mengurai kepadatan, rekayasa lalu lintas berupa one way lokal diberlakukan mulai pukul 20.05 WIB, mencakup ruas dari GT Kalikangkung (Semarang) hingga Tol Brebes. Kepala Pos Pengamanan Kalikangkung (Kapospam) AKP Sujid Riyanto mengonfirmasi bahwa situasi di GT Kalikangkung terkendali meskipun volume kendaraan meningkat.

Situasi Lalu Lintas di Bandung dan Sekitarnya

Kepadatan juga terpantau di ruas Tol Cipularang-Padaleunyi, khususnya menjelang rest area KM 97 hingga akses keluar Cikamuning di KM 116. Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Agni Mayvinna, menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi kepadatan di rest area, sistem buka tutup situasional diberlakukan di KM 97 mulai pukul 19.00 WIB. Pengguna jalan yang ingin beristirahat diarahkan untuk melanjutkan perjalanan ke rest area berikutnya di KM 88 dan KM 72.

Di wilayah Bandung, Polresta Bandung memberlakukan rekayasa arus lalu lintas contraflow di jalur Lingkar Barat, Nagreg, menuju arah Cicalengka. Peningkatan volume kendaraan dari arah Selatan Jawa Barat (Garut dan Tasikmalaya) menuju Bandung mulai terasa sejak pukul 18.00 WIB. Kasatlantas Polresta Bandung Kompol Danu Raditya Atmaja menjelaskan bahwa jalur diperlebar menjadi tiga lajur menuju Bandung, sementara satu lajur dialokasikan untuk arah Garut. Selain itu, one way sepenggal dengan durasi 10-20 menit juga diterapkan dari arah Kandungora menuju Bandung.

Data dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa pada H+4, sebanyak 88.478 unit kendaraan melintas di jalur Nagreg dari arah Bandung menuju Garut dan Tasikmalaya, sementara 47.721 unit kendaraan melintas dari arah sebaliknya.

Kondisi di Pelabuhan Bakauheni dan Merak

Pelabuhan Bakauheni, Lampung, mencatat belum adanya lonjakan penumpang yang signifikan menuju Jakarta. Data dari ASDP Pelabuhan Bakauheni per Jumat (4/4/2025) menunjukkan bahwa sejak awal periode arus balik (1 April 2025), jumlah penumpang yang kembali ke Pulau Jawa mencapai 182.744 orang, dengan 19.058 unit sepeda motor dan 25.408 unit mobil pribadi. Angka ini masih jauh di bawah jumlah pemudik yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera.

Sebaliknya, Pelabuhan Merak mulai menunjukkan peningkatan kepadatan. Kereta api lokal yang melayani relasi Rangkasbitung dan Pelabuhan Merak mencatat rekor penumpang harian tertinggi. Pada Kamis (3/4/2025), jumlah penumpang melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan hari biasa, mencapai 17.039 orang. VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, memperkirakan tren peningkatan ini akan berlanjut.

Persiapan Korlantas Hadapi Puncak Arus Balik

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi puncak arus balik Lebaran 2025. Salah satu strategi utama adalah pemberlakuan one way nasional mulai 6 April 2025 di Gerbang Tol Kalikangkung. Selain itu, contraflow akan diterapkan mulai dari Km 70 hingga Km 47 Tol Jakarta-Cikampek, dan dapat diperpanjang hingga Km 36 jika diperlukan.

Korlantas juga menyiapkan penggunaan jalan tol fungsional, yaitu Tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2 Selatan sepanjang 30 kilometer dari Sadang hingga Cibatu, untuk mengurai kepadatan dari arah Bandung. Jika terjadi lonjakan arus yang signifikan, one way lokal tahap dua akan diperpanjang dari KM 246 sampai KM 188.