Arus Balik Lebaran: Kenaikan Harga Tiket Kereta Api Membebani Pemudik

Arus Balik Lebaran: Kenaikan Harga Tiket Kereta Api Membebani Pemudik

Euforia Lebaran perlahan mereda, namun cerita tentang perjuangan para pemudik untuk kembali ke perantauan masih terus berlanjut. Kenaikan harga tiket kereta api menjadi persoalan utama yang dikeluhkan banyak masyarakat, terutama mereka yang baru bisa mudik setelah hari raya.

Di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kartini (29) mengungkapkan kekecewaannya atas lonjakan harga tiket kereta api tujuan Cirebon. Harga tiket yang biasanya ia dapatkan dengan harga Rp 190.000, kini melonjak hampir dua kali lipat menjadi Rp 300.000.

"Biasanya Rp 190.000, sekarang Rp 300.000. Hampir dua kali lipat," ungkap Kartini dengan nada prihatin.

Kartini mengaku telah berusaha membeli tiket secara daring jauh sebelum Ramadhan, namun selalu gagal karena tiket selalu habis terjual.

"Tiketnya baru dapat sekarang, kemarin-kemarin itu penuh, enggak bisa diakses," jelasnya.

Kisah serupa dialami oleh Hesti (46), seorang warga Depok yang hendak mudik ke Tegal bersama keluarganya. Meskipun telah memesan tiket sejak awal puasa, ia tetap merasakan dampak kenaikan harga. Tiket kereta ekonomi yang biasanya ia beli seharga Rp 120.000 per orang, kini naik menjadi Rp 156.000.

Namun, masalah yang lebih besar muncul ketika Hesti harus kembali ke Jakarta. Karena tuntutan pekerjaan, ia terpaksa membeli tiket kereta Argo yang harganya mencapai Rp 600.000 per orang.

"Ngejar waktu kerja, jadi enggak ada pilihan lain," ujarnya pasrah.

Hesti berharap PT Kereta Api Indonesia (KAI) dapat memberikan kesempatan yang lebih panjang bagi masyarakat untuk merencanakan perjalanan, baik dari segi waktu pemesanan maupun harga tiket yang lebih terjangkau.

"Kalau bisa, penjualan tiket dibuka lebih lama dan kenaikannya jangan terlalu signifikan," harapnya.

Kenaikan harga tiket kereta api ini menjadi beban tambahan bagi para pemudik, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas. Kondisi ini mencerminkan dilema yang dihadapi banyak orang, antara keinginan untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman dan kemampuan finansial yang terbatas.

Berikut beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari keluhan para pemudik:

  • Kenaikan Harga Tiket: Harga tiket kereta api melonjak signifikan, terutama untuk keberangkatan setelah Lebaran.
  • Keterbatasan Tiket: Sulitnya mendapatkan tiket, bahkan jika dipesan jauh-jauh hari.
  • Dilema Pemudik: Terpaksa membeli tiket mahal demi mengejar waktu kerja.
  • Harapan Masyarakat: Meminta KAI untuk membuka penjualan tiket lebih awal dan menstabilkan harga.

Kisah Kartini dan Hesti hanyalah sebagian kecil dari potret perjuangan para pemudik di tengah kenaikan harga tiket. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat mencari solusi untuk mengatasi masalah ini, sehingga tradisi mudik dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat tanpa terbebani oleh masalah finansial.