Emas Diramal Sentuh Level Psikologis Rp2 Juta Per Gram di Tengah Ketidakpastian Global
Harga Emas Berpotensi Lampaui Rp2 Juta Per Gram Akibat Gejolak Ekonomi Global
Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut, harga emas diprediksi akan terus mengalami kenaikan signifikan, bahkan berpotensi menembus level psikologis Rp2 juta per gram pada kuartal kedua tahun ini. Proyeksi ini didasarkan pada analisis sejumlah pengamat pasar yang melihat emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang menarik di tengah gejolak ekonomi.
Harga emas di pasar spot telah menunjukkan tren peningkatan yang konsisten. Pada hari Jumat (4/4/2025), harga emas tercatat mencapai Rp1,8 juta per gram, sebuah rekor yang mengindikasikan sentimen positif terhadap logam mulia ini. Para analis meyakini bahwa momentum kenaikan ini akan terus berlanjut, didorong oleh beberapa faktor utama.
Faktor-faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas:
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Perang dagang yang berkepanjangan, terutama yang dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat, menciptakan ketidakpastian yang signifikan di pasar global. Kondisi ini mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas.
- Kebijakan Tarif Impor AS: Kebijakan tarif impor yang agresif oleh AS dikhawatirkan dapat memicu perang dagang yang lebih luas dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global. Kekhawatiran ini meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
- Konflik Geopolitik: Konflik geopolitik yang tidak berkesudahan di berbagai belahan dunia juga turut memicu kekhawatiran dan meningkatkan permintaan terhadap emas.
- Keterbatasan Pasokan dan Peningkatan Permintaan: Dari sisi fundamental, pasokan emas relatif terbatas, sementara permintaan terus meningkat setiap tahun untuk berbagai kebutuhan, mulai dari investasi hingga perhiasan dan industri.
Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat pasar uang, menyatakan bahwa potensi harga emas menembus Rp2 juta per gram pada kuartal kedua tahun ini sangatlah besar. Ia menyoroti bahwa kondisi perang dagang yang tidak menentu menjadi faktor utama yang mendorong masyarakat untuk beralih ke investasi emas. "Kondisi perang dagang yang tak menentu inilah yang sebenarnya membuat masyarakat itu berpindah [ke emas]," ujarnya.
Senada dengan Ibrahim, pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra juga berpendapat bahwa peluang harga emas mencapai Rp2 juta per gram pada tahun ini masih sangat terbuka. Ia menekankan bahwa berbagai isu yang meresahkan pelaku pasar, seperti kebijakan tarif impor AS, menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. "Tren harga emas internasional sedang naik karena berbagai isu yang meresahkan pelaku pasar seperti kebijakan kenaikan tarif impor AS yang bisa memicu perang dagang dan melambatkan pertumbuhan ekonomi dunia serta konflik perang yang tidak berkesudahan," jelas Ariston.
Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, prospek harga emas dalam jangka pendek hingga menengah diperkirakan akan tetap positif. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan geopolitik untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Emas tetap menjadi pilihan menarik sebagai diversifikasi portofolio dan lindung nilai terhadap risiko ketidakpastian.