Taman Safari Indonesia Ambil Alih Pengelolaan Kebun Binatang Bandung: Era Baru Konservasi dan Pengembangan
Taman Safari Indonesia Pimpin Kebangkitan Kebun Binatang Bandung: Fokus pada Modernisasi dan Kontribusi PAD
Kota Bandung menyambut era baru bagi Kebun Binatang Bandung (KBB) atau Bandung Zoo dengan ditunjuknya Taman Safari Indonesia (TSI) sebagai pengelola. Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi revitalisasi dan pengembangan KBB menjadi destinasi wisata konservasi yang lebih modern dan berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Penunjukan ini menandai tonggak penting dalam sejarah KBB, dengan John Sumampau, pemilik TSI, menjabat sebagai Ketua Yayasan Margasatwa Tamansari, badan yang mengelola KBB. Tony Sumampau, tokoh penting lainnya di TSI, menduduki posisi Dewan Pembina, memberikan arahan strategis untuk masa depan KBB.
Tony Sumampau menyampaikan komitmennya untuk mengemban amanah ini dengan penuh tanggung jawab. Fokus utama dalam waktu dekat adalah melakukan pemulihan menyeluruh dan merealisasikan master plan yang telah dirancang sebelumnya. Visi jangka panjang adalah mengubah KBB menjadi modern open zoo, sebuah konsep kebun binatang terbuka yang mengutamakan kesejahteraan hewan dan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
Transparansi dan Akuntabilitas sebagai Pilar Utama
Manajemen baru KBB menekankan transparansi dan akuntabilitas sebagai prinsip utama dalam pengelolaan. Hal ini mencakup pengelolaan keuangan yang cermat dan pelaporan yang teratur kepada pihak terkait, termasuk Pemerintah Kota Bandung. Tujuannya adalah memastikan bahwa KBB dikelola secara profesional dan memberikan kontribusi yang optimal terhadap PAD.
"Kami akan memastikan pengelolaan KBB dilakukan secara profesional dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kami juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bandung untuk memastikan kontribusi KBB terhadap PAD," ujar Tony Sumampau.
Latar Belakang Pengambilalihan
Pergantian pengelola KBB ini terjadi setelah pengurus yayasan sebelumnya, termasuk dua tersangka kasus korupsi lahan KBB berinisial S dan BB, mengundurkan diri. Mereka menyampaikan permohonan maaf atas tindakan yang dianggap bertentangan dengan visi pendiri yayasan, almarhum Romly Bratakusuma, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yayasan.
Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat telah menetapkan S dan BB sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyalahgunaan lahan KBB yang merupakan aset milik daerah. Kasus ini menjadi perhatian publik dan memicu desakan untuk perbaikan tata kelola KBB.
Dukungan Keluarga Pendiri
Keluarga almarhum Romly Bratakusuma memberikan dukungan penuh terhadap upaya pemulihan dan pengembangan KBB di bawah kepemimpinan TSI. Dukungan ini menjadi modal penting dalam mewujudkan visi KBB sebagai kebun binatang modern yang berstandar internasional.
Prioritas dan Rencana Pengembangan
Beberapa prioritas utama dalam pengembangan KBB antara lain:
- Peningkatan Kesejahteraan Hewan: Memastikan hewan-hewan di KBB mendapatkan perawatan yang optimal, termasuk pakan yang berkualitas, lingkungan yang nyaman, dan fasilitas medis yang memadai.
- Modernisasi Fasilitas: Melakukan renovasi dan pembangunan fasilitas yang modern dan ramah pengunjung, seperti kandang hewan yang lebih luas dan representatif, area bermain anak, dan pusat informasi.
- Pengembangan Program Edukasi dan Konservasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi satwa liar melalui program edukasi yang menarik dan informatif.
- Peningkatan Kualitas Pelayanan: Memberikan pelayanan yang prima kepada pengunjung, termasuk kemudahan akses, informasi yang jelas, dan staf yang ramah dan profesional.
- Peningkatan Kontribusi PAD: Meningkatkan pendapatan KBB melalui berbagai strategi, seperti peningkatan jumlah pengunjung, penjualan suvenir, dan kerjasama dengan pihak ketiga.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan komitmen dari manajemen baru, Kebun Binatang Bandung diharapkan dapat menjadi kebanggaan Kota Bandung dan menjadi salah satu destinasi wisata konservasi terkemuka di Indonesia.