Kebijakan Tarif Kontroversial Era Trump: Dampak Global Mencapai Pulau Terpencil dan Negara yang Dilanda Bencana

Dampak Global Kebijakan Tarif Kontroversial Era Trump

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump ternyata memiliki jangkauan yang sangat luas, bahkan menyentuh wilayah-wilayah terpencil dan negara-negara yang tengah menghadapi kesulitan. Dampaknya dirasakan oleh pulau-pulau kecil yang dihuni penguin, keturunan pemberontak kapal Bounty, hingga negara yang baru saja dilanda gempa dahsyat.

Pulau Terpencil di Ujung Dunia Tak Luput dari Sasaran Tarif

Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, salah satu lokasi paling terpencil di Bumi yang secara administratif masuk wilayah Australia, menjadi salah satu contohnya. Terletak di dekat Antartika, wilayah yang lebih dekat ke Kutub Selatan ini hanya dapat diakses melalui perjalanan laut selama dua minggu dari Perth, Australia Barat. Anehnya, wilayah ini dikenakan tarif impor sebesar 10 persen oleh pemerintah AS. Meskipun dilaporkan memiliki potensi perikanan, tidak ada aktivitas industri perikanan yang signifikan di sana. Pulau-pulau tersebut lebih dikenal sebagai suaka bagi penguin dan tidak berpenghuni.

Alasan pengenaan tarif ini diduga karena pulau-pulau tersebut dicurigai menjadi titik re-ekspor produk dari negara lain. Namun, hal ini tetap menimbulkan pertanyaan, mengingat minimnya aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.

Pulau Norfolk: Komunitas Keturunan Pemberontak Bounty Merasa Bingung

Pulau Norfolk, yang terletak di antara Kaledonia Baru dan Pulau Utara, Selandia Baru, juga menjadi korban kebijakan tarif Trump dengan tarif impor sebesar 29 persen. Pulau yang berjarak 1.600 kilometer timur laut Sydney ini dihuni oleh sekitar 2.000 orang, yang sebagian besar merupakan keturunan pelaut yang memberontak di kapal HMS Bounty pada tahun 1789. Mereka kemudian menikah dengan perempuan Polinesia dan membentuk komunitas unik di pulau tersebut.

Pulau Norfolk mengandalkan industri pariwisata sebagai sumber pendapatan utama. Pantai-pantai indah seperti Pantai Slaughter dan Emily Bay, serta Taman Nasional Pulau Norfolk, menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun, Richard Cottle, pemilik pabrik beton lokal, merasa bingung dengan pengenaan tarif oleh AS. Ia mempertanyakan logika di balik kebijakan tersebut, mengingat skala ekonomi Pulau Norfolk yang kecil dan bukan sebagai negara pengekspor yang signifikan.

Ekspor utama Pulau Norfolk adalah bibit tanaman palem kentia, dengan nilai kurang dari USD 1 juta per tahun, yang sebagian besar diekspor ke Eropa. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga menyatakan kebingungannya atas pengenaan tarif tersebut, mengakui bahwa Pulau Norfolk bukanlah pengekspor penting ke AS.

Myanmar yang Dilanda Gempa Juga Terdampak

Kebijakan tarif era Trump juga berdampak pada Myanmar, negara yang baru saja dilanda gempa magnitudo 7,7 yang menyebabkan ribuan orang tewas. Ekspor Myanmar ke AS dikenakan tarif sebesar 44 persen, yang tentunya semakin memberatkan negara yang tengah berjuang untuk pulih dari bencana alam.

Kepulauan Falkland: Sengketa Wilayah dan Tarif Tinggi

Kepulauan Falkland, wilayah milik Inggris yang diperebutkan oleh Argentina, juga tidak luput dari sasaran tarif. Wilayah yang dikenal karena perang tahun 1982 ini dikenakan tarif sebesar 41 persen atas ekspor ke AS. Ironisnya, Argentina, yang mengklaim kepulauan tersebut, hanya menghadapi tarif sebesar 10 persen. Padahal, ekspor global Kepulauan Falkland hanya mencapai USD 306 juta pada tahun 2019, yang sebagian besar terdiri dari moluska dan ikan beku.

Alasan di Balik Kebijakan Tarif Trump

Presiden Trump mengklaim bahwa kebijakan tarif timbal balik (reciprocal tariff) bertujuan untuk mengatasi tarif yang dianggap tidak adil yang dikenakan oleh negara lain terhadap barang-barang AS. Ia berpendapat bahwa sudah saatnya AS mengenakan tarif yang setara untuk menciptakan keadilan dalam perdagangan internasional.

Trump juga menyatakan bahwa pendapatan yang dihasilkan dari tarif baru tersebut akan digunakan untuk mengurangi pajak bagi warga AS dan membayar utang negara. Kebijakan ini ia sebut sebagai "deklarasi kemerdekaan ekonomi" AS.

Kebijakan tarif era Trump menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa kebijakan ini merugikan konsumen, menghambat perdagangan global, dan bahkan dapat memicu perang dagang. Dampaknya yang luas, bahkan mencapai pulau-pulau terpencil dan negara-negara yang tengah dilanda kesulitan, menunjukkan betapa kompleks dan kontroversialnya kebijakan ini.

  • Daftar destinasi wisata di Pulau Norfolk:
    • Pantai Slaughter
    • Emily Bay
    • Taman Nasional Pulau Norfolk
    • Teluk Anson
    • Makam Pulau Norfolk
    • Museum HMS Sirius
    • Cemetery Bay
    • Taman Ratu Victoria
    • St. Barnabas Chapel
    • Fletcher's Mutiny Cyclorama
    • Pitcairn Settlers Village