Indonesia Jajaki Kelanjutan Kemitraan dengan AS dalam Pengembangan CCS dan Mineral Kritis

Indonesia Pertimbangkan Perluas Kolaborasi dengan AS dalam Inisiatif CCS dan Mineral Strategis

Pemerintah Indonesia membuka kemungkinan untuk memperdalam kerjasama dengan Amerika Serikat dalam pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta sektor mineral kritis. Sinyal positif ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pertemuan dengan Anggota Kongres AS dari Partai Republik, Carol Miller, yang membahas potensi peningkatan hubungan dagang antara kedua negara.

"Kerja sama strategis dengan Amerika Serikat di kedua sektor ini berpotensi signifikan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi hijau dan rantai pasok mineral kritis global," ungkap Airlangga, menegaskan komitmen Indonesia dalam transisi energi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia sangat antusias dengan kerja sama ini.

Proyek CCS yang Sudah Berjalan

Saat ini, terdapat dua proyek CCS yang diharapkan segera memasuki tahap implementasi. Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves mengatakan bahwa:

  • Proyek pertama berlokasi di BP Tangguh,
  • Proyek kedua dijalankan oleh ExxonMobil bekerja sama dengan Pertamina di blok Sunda Asri.

Proyek di Tangguh telah memulai aktivitasnya, sementara proyek Sunda Asri diharapkan dapat memulai pengeboran inti (crystal drilling) pada tahun ini. Investasi awal yang digelontorkan oleh ExxonMobil untuk pengembangan proyek CCS dan pabrik petrokimia mencapai angka fantastis, yaitu 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp162 triliun. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil.

Kerjasama Sektor Pangan untuk Ketahanan Nasional

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto juga menyoroti peran strategis Indonesia dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik dan keterlibatannya dalam forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC. Indonesia melihat peluang untuk memperluas kerja sama dengan AS dalam berbagai sektor, termasuk investasi dan perdagangan komoditas.

"Indonesia sangat mengapresiasi hubungan bilateral yang erat dengan Amerika Serikat, baik dalam kerja sama ekonomi maupun bidang lainnya," ujar Airlangga.

Guna mendukung ketahanan pangan nasional, Indonesia berharap kerjasama perdagangan komoditas pangan esensial seperti kacang kedelai dan gandum dapat terus ditingkatkan.

Carol Miller menyambut baik ajakan kerjasama tersebut. “Good trading partners makes good friends, kami mengapresiasi peran penting Indonesia dalam kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN, serta akan terus menjalin hubungan diplomatik secara bilateral yang baik dengan Indonesia,” katanya.