Banjir Terjang Luwu: Infrastruktur Lumpuh, Ratusan Rumah Terendam
Banjir Terjang Luwu: Infrastruktur Lumpuh, Ratusan Rumah Terendam
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan sejak Jumat (4/4/2025) malam, telah menyebabkan banjir parah di tiga kecamatan. Bencana ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, termasuk jalan dan jembatan, serta merendam ratusan rumah warga. Kecamatan yang terdampak meliputi Larompong, Suli, dan Suli Barat.
Dampak Banjir yang Meluas
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Andi Baso Tenriesa, banjir mulai melanda pada Jumat malam sekitar pukul 21.15 Wita. Intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu sungai menjadi penyebab utama meluapnya air dan membanjiri pemukiman serta fasilitas umum.
Kerusakan Infrastruktur
Salah satu dampak terburuk dari banjir ini adalah putusnya jembatan di Desa Lumaring, Kecamatan Larompong. Jembatan ini merupakan akses vital bagi warga setempat, sehingga putusnya jembatan ini melumpuhkan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Selain itu, badan jalan di Lingkungan Cappie, Kelurahan Larompong mengalami kerusakan parah akibat gerusan air banjir. Lubang dengan kedalaman mencapai 30 sentimeter menganga di badan jalan, membahayakan pengguna jalan.
Ratusan Rumah Terendam
Banjir juga menyebabkan ratusan rumah warga terendam air dengan ketinggian antara 20-50 sentimeter. Di Kecamatan Larompong, tepatnya di Lingkungan Cappie dan Lingkungan Mentang, Kelurahan Larompong, tercatat 50 unit rumah terendam. Sementara itu, di Kecamatan Suli Barat, Kelurahan Lindajang, 15 rumah terendam dan di Desa Buntu Barana 10 rumah terendam. Dampak yang sama juga dirasakan oleh warga di Kecamatan Suli, dimana 100 rumah dilaporkan terendam banjir.
Berikut adalah rincian kerusakan yang terjadi:
- Kecamatan Larompong:
- Lingkungan Cappie dan Mentang, Kelurahan Larompong: 50 rumah terendam, akses jalan rusak, sawah dan kebun terendam.
- Desa Lumaring: 1 jembatan roboh/putus.
- Kecamatan Suli Barat:
- Kelurahan Lindajang: 15 rumah terendam, akses jalan terganggu.
- Desa Buntu Barana: 10 rumah terendam, akses jalan terganggu.
- Kecamatan Suli:
- Kelurahan Suli: 100 rumah terendam.
Respon dan Harapan Masyarakat
Warga Lingkungan Cappie, Kamal, mengungkapkan bahwa wilayahnya merupakan daerah langganan banjir. Ia berharap pemerintah daerah, khususnya bupati baru, dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah ini dan mencari solusi yang komprehensif. Kamal menduga, kerusakan lingkungan atau faktor lain menjadi penyebab utama banjir yang kerap terjadi.
Saat ini, banjir telah surut pada pukul 14.00 Wita. Warga terdampak tengah berupaya membersihkan rumah dan lingkungan dari sisa-sisa lumpur dan material banjir. Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah penanganan darurat dan rehabilitasi infrastruktur yang rusak, serta memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir.
Antisipasi dan Mitigasi Bencana
Kejadian banjir di Luwu ini menjadi pelajaran berharga akan pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana. Pemerintah daerah perlu melakukan kajian mendalam mengenai penyebab banjir dan menyusun rencana aksi yang komprehensif untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Perbaikan dan normalisasi sungai.
- Pembangunan drainase yang memadai.
- Penataan ruang yang memperhatikan aspek lingkungan.
- Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai mitigasi bencana.
- Penerapan sistem peringatan dini banjir yang efektif.
Diharapkan dengan langkah-langkah yang tepat, dampak banjir di Luwu dapat diminimalkan dan masyarakat dapat hidup lebih aman dan nyaman.