Merauke Diterjang Banjir: Kombinasi Hujan Ekstrem dan Rob Rendam Permukiman

MERAUKE – Kota Merauke, Papua Selatan, menghadapi bencana banjir yang meluas pada Sabtu (5/4/2025) akibat curah hujan tinggi yang berlangsung sejak dini hari pukul 01.00 WIT. Kondisi diperparah dengan fenomena air laut pasang (rob) yang meluber ke daratan, mengakibatkan genangan air merendam area permukiman dan fasilitas publik.

Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir terparah melanda beberapa lokasi strategis seperti Jalan Paulus Nafi, Jalan Prajurit, Perumahan Guru di Jalan Pendidikan, Jalan Gak, Perumahan Blorep Permai, Jalan Hindun, serta area Terminal Angkutan Antar Kabupaten. Aktivitas di terminal lumpuh total akibat genangan air bercampur lumpur yang menutupi seluruh area. Para pengemudi terpaksa memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang bahu jalan, menyebabkan gangguan lalu lintas.

Kawasan RT 03, Blorep Permai, Kelurahan Kamundu menjadi salah satu titik terparah. Ketua RT setempat, Bambang Sugianto, melaporkan bahwa ratusan rumah di Blok F hingga Blok K terendam banjir. Air laut yang meluap bersamaan dengan hujan deras menjadi penyebab utama. Warga berupaya mengurangi genangan air dengan menggunakan pompa air milik pribadi dan mengalirkan air ke saluran drainase utama.

"Luapan air laut terus bersamaan dengan air hujan. Sementara lagi disedot pakai alkon milik warga, air yang disedot dibuang ke drainase besar," kata Bambang.

Bambang menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada tindakan signifikan dari pemerintah daerah. Warga berinisiatif melakukan gotong royong dan menggunakan peralatan pribadi untuk mengatasi banjir. Ketinggian air yang merendam jalanan antar rumah memaksa warga untuk mengevakuasi barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.

Lurah Kamundu telah meninjau lokasi banjir dan membantu warga mengalirkan air ke drainase. Namun, Bambang menjelaskan bahwa posisi perumahan yang lebih rendah dari jalan raya menjadi faktor utama yang menyebabkan kawasan tersebut rentan terhadap banjir.

"Pencegahan banjir memang sulit karena dari awal perumahan dibangun lebih rendah dari jalan raya."

Bambang menyarankan warga untuk meningkatkan fondasi kamar mandi guna mencegah rembesan air dari luar. Ia juga berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih serius terhadap penanganan banjir, terutama melalui pembangunan sistem drainase yang lebih baik di area rawan banjir.

Warga sangat membutuhkan respon cepat dan solusi jangka panjang dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang ini. Penanganan yang komprehensif, termasuk peningkatan infrastruktur drainase dan penataan ruang yang lebih baik, sangat diperlukan untuk melindungi warga Merauke dari ancaman banjir di masa mendatang.

Dampak Banjir:

  • Kerusakan Infrastruktur: Banjir merusak jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya.
  • Gangguan Ekonomi: Aktivitas ekonomi terhenti karena banjir mengganggu transportasi dan perdagangan.
  • Ancaman Kesehatan: Banjir meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti diare, leptospirosis, dan infeksi kulit.

Upaya Penanggulangan:

  • Evakuasi Warga: Pemerintah daerah dan relawan mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
  • Penyediaan Logistik: Bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan disalurkan kepada korban banjir.
  • Perbaikan Infrastruktur: Pemerintah daerah berupaya memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir.

Pencegahan Banjir:

  • Normalisasi Sungai: Pemerintah daerah perlu melakukan normalisasi sungai dan saluran drainase.
  • Penataan Ruang: Pemerintah daerah perlu menata ruang yang lebih baik untuk mencegah pembangunan di daerah rawan banjir.
  • Edukasi Masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi tentang cara menghadapi banjir dan menjaga lingkungan.

Banjir di Merauke menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi risiko banjir dan melindungi masyarakat dari dampaknya.