Etika Berkomunikasi dalam Islam: Menjaga Lisan dari Panggilan yang Menyakitkan
Menjaga Lisan: Larangan Memberi Julukan yang Menyakitkan dalam Islam
Dalam ajaran Islam, etika berkomunikasi memegang peranan penting dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan antar individu. Salah satu aspek penting dalam etika ini adalah larangan memberikan julukan atau panggilan yang tidak disukai oleh orang lain. Perbuatan ini, disepakati oleh para ulama, hukumnya haram karena dapat menyakiti hati dan merendahkan martabat seseorang.
Larangan ini bersumber dari firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 11:
... وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَاب...
Artinya: "...Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk..."
Imam an-Nawawi, dalam kitabnya al-Adzkar, menjelaskan bahwa ayat ini melarang memberikan gelar atau julukan yang mengandung ejekan atau merendahkan. Julukan-julukan yang dilarang mencakup:
- Cacat Fisik: Rabun, botak, buta, pincang, belang, bungkuk, ompong, buntung, cacat, montok, atau lumpuh.
- Sifat yang Tidak Disukai: Sinting, pucat, kotor, tuli, pesek.
- Merendahkan Orang Tua: Panggilan yang mengacu pada sifat orang tua yang tidak disukai.
Kapan Panggilan dengan Cacat Fisik Diperbolehkan?
Namun, para ulama memberikan pengecualian dalam kondisi tertentu. Memanggil seseorang dengan menyebutkan ciri fisiknya diperbolehkan jika tujuannya adalah untuk identifikasi dan memberikan informasi kepada orang yang tidak mengenalinya. Misalnya, "Orang yang dimaksud adalah yang memakai kacamata tebal." Dalam kondisi ini, niatnya bukan untuk merendahkan, melainkan untuk membantu orang lain mengenali individu yang dimaksud.
Anjuran Memanggil dengan Nama atau Gelar yang Disukai
Sebagai penyeimbang dari larangan memberikan julukan yang buruk, Islam menganjurkan untuk memanggil seseorang dengan nama atau gelar yang disukainya. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dan kasih sayang, serta dapat mempererat hubungan antar sesama. Contohnya, para sahabat Nabi Muhammad SAW memiliki nama panggilan dan gelar yang populer dan disukai, seperti:
- Abu Bakar Ash-Shiddiq: Nama aslinya Abdullah bin Utsman, namun lebih dikenal dengan gelar Ash-Shiddiq.
- Ali bin Abi Thalib: Dikenal dengan kunyah Abu Turab atau Abu Al-Hasan.
Dalam sebuah riwayat dari Sahl bin Sa'ad, disebutkan bahwa Abu Turab adalah nama panggilan yang paling dicintai oleh Ali bin Abi Thalib. Beliau merasa senang dan terhormat ketika dipanggil dengan nama tersebut.
Nama-nama yang Paling Disukai Allah SWT
Dalam ajaran Islam, terdapat nama-nama yang sangat disukai oleh Allah SWT, yaitu Abdullah dan Abdurrahman. Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu Umar RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman." (HR Muslim)
Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk memberikan nama-nama yang baik kepada anak-anak mereka, termasuk nama-nama para nabi. Beliau juga bersabda bahwa nama yang paling benar adalah Harits dan Hammam, sedangkan nama yang paling buruk adalah Harb dan Murrah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memilih nama yang baik dan bermakna bagi anak-anak.
Dengan memahami etika berkomunikasi dalam Islam, kita dapat menjaga lisan dari perkataan yang menyakitkan dan merendahkan, serta senantiasa berusaha untuk memanggil orang lain dengan nama atau gelar yang disukainya. Hal ini akan menciptakan lingkungan sosial yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghormati.