Pengecualian Tarif Trump Dorong Wall Street Pulih dari Runtuhnya Dua Sesi
Wall Street Bangkit Setelah Penundaan Tarif Mobil
Pasar saham Amerika Serikat (AS) berhasil bangkit dari keterpurukan setelah mencatat kerugian signifikan selama dua sesi perdagangan sebelumnya. Penutupan perdagangan Rabu (5/3/2025) waktu setempat menandai titik balik yang signifikan, dengan Wall Street menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di tengah sentimen positif yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Kenaikan ini disambut baik oleh investor dan pelaku pasar yang selama ini dibayangi ketidakpastian ekonomi.
Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan dengan penguatan 485,60 poin (1,14 persen), mencapai level 43.006,59. Penguatan ini menjadi penyeimbang setelah indeks tersebut anjlok lebih dari 1.300 poin dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Indeks S&P 500 juga mengalami peningkatan yang positif, naik 1,12 persen ke level 5.842,63, sementara indeks Nasdaq Composite mencatatkan kenaikan 1,46 persen dan ditutup pada angka 18.552,73. Penguatan pasar saham ini terutama didorong oleh pengumuman Gedung Putih mengenai penundaan satu bulan penerapan tarif terhadap produsen mobil yang mematuhi Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA).
Dampak Positif pada Sektor Otomotif
Keputusan penundaan tarif tersebut memberikan dampak positif yang signifikan pada sektor otomotif. Saham Stellantis misalnya, melonjak lebih dari 9 persen. Saham Ford dan General Motors juga mengalami apresiasi yang cukup besar, masing-masing naik lebih dari 5 persen dan 7 persen. Kenaikan tajam ini terjadi terutama pada perdagangan sore, setelah pengumuman penundaan tarif tersebut secara resmi dipublikasikan. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, bahkan menyatakan bahwa Trump terbuka terhadap kemungkinan pemberian pengecualian tambahan terkait pajak, yang semakin meningkatkan optimisme pelaku pasar.
Perubahan Sentimen dan Volatilitas Pasar
Sekitar tiga perempat saham yang tergabung dalam S&P 500 berhasil ditutup di zona hijau, sementara Russell 2000, indeks yang berfokus pada perusahaan berkapitalisasi pasar kecil, naik sekitar 1 persen. Saham-saham teknologi seperti Microsoft dan Tesla juga mengalami kenaikan, menandai perubahan signifikan setelah sebelumnya menjadi sektor yang memimpin penurunan pasar. Meskipun demikian, ketidakpastian masih membayangi pasar. Pernyataan Trump mengenai ketidakpuasannya terhadap upaya Kanada dalam mengatasi masalah fentanil, yang disampaikan dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, sedikit menurunkan sentimen positif.
Sebelum pengumuman penundaan tarif, ketiga indeks utama tersebut sebenarnya berfluktuasi antara zona positif dan negatif, menunjukkan meningkatnya volatilitas pasar. Hal ini mencerminkan kecemasan investor terhadap ketidakpastian kebijakan tarif dan kondisi ekonomi global secara keseluruhan. Peristiwa ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar saham terhadap perubahan kebijakan pemerintah dan bagaimana setiap keputusan, sekecil apapun, dapat berdampak signifikan pada pergerakan harga saham.
Kesimpulan
Perkembangan pasar saham AS pada Rabu (5/3/2025) menunjukkan betapa pentingnya peran kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi sentimen investor dan pergerakan pasar. Meskipun optimisme muncul seiring dengan penundaan tarif, ketidakpastian tetap ada dan akan terus menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menentukan strategi investasi mereka ke depan. Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana kebijakan tarif dan dinamika geopolitik akan terus mempengaruhi kinerja pasar saham AS.