Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Firasat Korban dan Upaya Penanganan Pemerintah
Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Firasat Korban dan Upaya Penanganan Pemerintah
Bencana tanah longsor yang terjadi di Jalur Pacet-Cangar, Mojokerto, telah merenggut nyawa 10 orang, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Di balik tragedi ini, terungkap sebuah kisah pilu tentang firasat yang dialami salah seorang korban, seolah menjadi pertanda akan peristiwa nahas yang menimpanya dan keluarganya.
Fitria Handayani (27), menjadi salah satu korban meninggal dunia bersama suami dan putrinya setelah mobil pikap yang mereka tumpangi terperosok ke jurang akibat longsor. Sebelum kejadian, Fitria sempat mengungkapkan keinginan untuk membeli sebidang tanah kepada keluarganya. Keinginan ini kini menjadi kenyataan pahit, di mana Fitria, suami, dan putrinya dimakamkan dalam sepetak lahan yang menjadi pusara abadi mereka.
Kisah di Balik Firasat
Nurul Fatimah (49), ibu dari Fitria, menuturkan bahwa putrinya sempat menyampaikan beberapa firasat sebelum tragedi terjadi. Salah satunya adalah keinginan untuk membeli sepetak tanah untuk mereka bertiga, yang diungkapkan pada malam takbir Idul Fitri. Selain itu, Fitria juga sempat mengungkapkan keinginannya untuk melaksanakan ibadah umrah bersama keluarga.
Keinginan yang sama juga disampaikan Fitria kepada tantenya, Siti Khotijah (47), saat berkunjung ke warungnya untuk memberikan bantuan sembako. Momen Idul Fitri tahun ini menjadi saat terakhir keluarga Fitria berfoto bersama. Foto tersebut kini menjadi kenangan terakhir bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
"Almarhumah sangat baik, suka membantu, kalau dimintai tolong selalu ada. Mereka orang baik semua, taat beribadah. Semoga almarhum semua diterima di sisi-Nya," ujar Khotijah dengan penuh haru.
Dampak Longsor dan Upaya Penanganan
Selain menimpa keluarga Fitria, longsor di Jalur Pacet-Cangar juga menelan korban dari keluarga lain asal Sidoarjo yang berjumlah 7 orang. Total 10 korban meninggal dunia akibat bencana ini.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) akan memberikan santunan sebesar Rp 100 juta untuk setiap korban meninggal dunia.
Pemprov Jatim bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto juga telah menggelar rapat koordinasi untuk membahas penanganan jalan provinsi di kawasan Pacet-Cangar yang terdampak longsor. Beberapa langkah yang akan diambil antara lain:
- Penilaian teknis terhadap kondisi jalan dan struktur tanah.
- Penguatan plengsengan di sisi kiri dan kanan jalan.
- Pelebaran aliran sungai untuk mencegah genangan air yang dapat memicu longsor.
Proses pembersihan jalan dari material longsor dijadwalkan akan dimulai pada 7 April. Penanganan selanjutnya akan melibatkan berbagai pihak, termasuk BPBD Jatim, Dinas PU Bina Marga, Dinas Sosial, dan Dinas Perhubungan.
Khofifah menekankan pentingnya memastikan keamanan pengguna jalan di Cangar ke depannya. Mengingat kondisi tanah di wilayah tersebut cukup rawan terhadap longsor, terutama saat intensitas hujan tinggi.
Saat ini, jalan provinsi di kawasan Cangar masih ditutup sementara. Hasil asesmen teknis dari tim Pemprov dan Pemkab akan menjadi dasar untuk langkah rekonstruksi selanjutnya, demi menjamin keselamatan para pengguna jalan.