Dari Penghasil Gula Terbesar Dunia ke Lokasi Syuting Horor: Kisah Pabrik Gula Gondang Winangoen

Jejak Sejarah dan Horor di Pabrik Gula Gondang Winangoen

Pabrik Gula Gondang Winangoen, yang terletak di Klaten, Jawa Tengah, kini menjadi perbincangan hangat bukan hanya karena sejarahnya yang kaya, tetapi juga karena menjadi lokasi syuting film horor "Pabrik Gula". Tempat ini menyimpan kisah panjang tentang kejayaan industri gula Indonesia, yang dahulu pernah menjadi salah satu pemasok gula terbesar di dunia.

Kilas Balik Sejarah

Pabrik ini didirikan pada tahun 1860 pada masa penjajahan Belanda, Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi bagian integral dari Klattensche Cultuur Maatschappij, sebuah perusahaan swasta Belanda yang berfokus pada industri dan eksploitasi tanaman ekspor. Pabrik ini menjadi pusat pengolahan tebu yang dipanen dari perkebunan sekitar, termasuk yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Srowot, Klaten.

Klattensche Cultuur Maatschappij mengelola beberapa pabrik gula terkemuka di Jawa, seperti:

  • Sugar Estate Poendoeng (Yogyakarta)
  • Sugar Estate Gondang Winangoen (Surakarta)
  • Sugar Estates Delanggoe (Surakarta)
  • Sugar Estate Mojo (Sragen)
  • Sugar Estate Kedung Banteng (Surakarta)
  • Sugar Estates Tanjong Modjo (Kudus)

Pada puncak kejayaannya di pertengahan abad ke-18, Jawa berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pemasok gula terbesar di dunia. Kondisi ini memberikan dampak positif bagi kesejahteraan pekerja pabrik dan petani tebu yang merasakan manfaat ekonomi yang signifikan.

Fasilitas Lengkap di Masa Lalu

Pabrik Gula Gondang Winangoen dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung operasional, termasuk:

  • Garasi
  • Kantor pabrik
  • Rumah administratur dan pimpinan pabrik
  • Perumahan pegawai
  • Gedung societet
  • Tempat penimbunan ampas gilingan
  • Timbangan tebu
  • Bengkel angkutan
  • Balai kesehatan
  • Sarana ibadah
  • Sekolah

Selain itu, pabrik ini memiliki infrastruktur transportasi yang lengkap seperti rel, lori, lokomotif, dan bengkel perbaikan untuk memastikan kelancaran operasional. Setelah dinasionalisasi pada 28 Desember 1957, pabrik ini terus memberikan kontribusi positif hingga tahun 1970-an.

Transformasi dan Masa Kini

Seiring dengan penurunan industri gula nasional, Pabrik Gula Gondang Winangoen mengalami perubahan signifikan. Pada 11 September 1982, Museum Gula Jawa Tengah didirikan di kompleks pabrik, memanfaatkan bangunan bekas rumah kolonial. Inisiatif ini diprakarsai oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, H. Soepardjo Roestam, dengan dukungan dari Ur. Waryatmo, Direktur Utama PTP XV-XVI (Persero).

Pada tahun 2017, pabrik ini akhirnya berhenti beroperasi karena kalah bersaing dengan pabrik gula swasta. Namun, warisan sejarahnya tetap dilestarikan melalui transformasi menjadi kawasan agrowisata berbasis edukasi dan rekreasi. Pengunjung dapat menikmati pengalaman melihat langsung proses pembuatan gula menggunakan mesin-mesin tua yang masih berfungsi (sebelum penghentian operasional).

Agrowisata Gondang Winangoen menawarkan berbagai fasilitas rekreasi dan edukasi, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan. Lokasi ini juga sering dijadikan rest area selama musim mudik Lebaran.

Dari pusat industri gula yang berjaya hingga lokasi syuting film horor, Pabrik Gula Gondang Winangoen adalah bukti bisu perjalanan panjang industri gula Indonesia dan adaptasinya terhadap perubahan zaman.