Ribuan Pemudik Soloraya Manfaatkan Program Mudik Gratis BPKH: Beban Biaya Transportasi Kembali ke Jakarta Berkurang Signifikan
Boyolali, Jawa Tengah - Arus balik Lebaran tahun ini diwarnai dengan antusiasme tinggi dari para pemudik asal Soloraya yang memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Sebanyak 700 pemudik diberangkatkan dari Asrama Haji Donohudan, Boyolali, pada Minggu (6/4/2025), menggunakan 15 armada bus.
Program bertajuk "Balik Kerja Bareng BPKH" ini menjadi angin segar bagi para perantau yang ingin kembali ke Jakarta setelah merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Sugiyono (66), seorang pemudik asal Karanganyar, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini. Ia mengaku dapat menghemat biaya transportasi sebesar Rp 500.000 yang seharusnya dikeluarkan untuk perjalanan kembali ke Jakarta.
"Alhamdulillah, dengan adanya program ini, saya bisa menghemat Rp 500.000 untuk ongkos balik ke Jakarta," ujar Sugiyono dengan wajah sumringah. Ia menambahkan bahwa ini adalah kali pertama dirinya mengikuti program mudik gratis. Sebelumnya, ia selalu menggunakan kereta api sebagai transportasi menuju Jakarta.
Sugiyono, yang telah merantau ke Jakarta sejak tahun 1990 bersama anaknya, bekerja sebagai kuli toko di kawasan Tanah Abang. Ia merupakan salah satu dari ribuan pemudik yang merasakan manfaat langsung dari program ini.
Deputi Bidang Kemaslahatan BPKH, Miftahudin, menjelaskan bahwa program balik kerja ini diselenggarakan di lima kota besar, yaitu Surabaya, Solo, Yogyakarta, Garut, dan Lampung. Khusus untuk keberangkatan dari Solo, BPKH menyediakan 15 bus untuk mengangkut 700 pemudik.
"Kami berharap program ini, sebagai bagian dari berkah Ramadhan, dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat," tutur Miftahudin. Ia juga menambahkan bahwa program ini telah berjalan selama tiga tahun dan peserta yang lolos seleksi telah melalui proses verifikasi yang ketat.
Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar bekerja atau memiliki usaha di kota tujuan, sehingga program ini tidak disalahgunakan sebagai sarana urbanisasi. Titik tujuan peserta program ini meliputi beberapa terminal utama di Jabodetabek, antara lain:
- Terminal Baranangsiang (Bogor)
- Terminal Kampung Rambutan (Jakarta Timur)
- Terminal Poris Plawad (Tangerang)
- Terminal Pulo Gebang (Bekasi)
Miftahudin menambahkan bahwa sebagian besar peserta program ini adalah pelaku usaha mandiri dan karyawan perusahaan. Program ini diharapkan dapat meringankan beban biaya transportasi bagi para pemudik, sehingga mereka dapat kembali bekerja dengan semangat baru setelah menikmati libur Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.