Pencarian Intensif Hari Kelima: Bocah Korban Serangan Buaya di Sungai Maya Belum Ditemukan
Pencarian HO, Bocah Korban Serangan Buaya di Sungai Maya, Terus Digenjot
BERAU, Kalimantan Timur – Memasuki hari kelima, operasi pencarian intensif terhadap HO (10), bocah yang menjadi korban serangan buaya di Sungai Maya, Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, masih terus dilakukan. Hingga saat ini, Minggu (6/4/2025), tim SAR gabungan belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Kejadian tragis ini bermula pada Rabu (2/4/2025) pagi, ketika HO tengah bermain dan berenang bersama saudaranya di area belakang pondok tambak milik warga setempat. Tanpa disangka, seekor buaya tiba-tiba muncul dan menyeret korban ke dalam air. Warga yang sempat melihat keberadaan predator tersebut sebelumnya telah memberikan peringatan, namun malang tak dapat dihindari.
Nofian Hidayat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, menyatakan bahwa tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur seperti BPBD, Basarnas, Polri, TNI, PMI, ERG Berau Coal, serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat, terus berupaya melakukan pencarian secara maksimal.
"Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran di sepanjang sungai menggunakan speedboat dan perahu dompeng, upaya pencarian juga dilakukan dengan menyisir area daratan di sekitar lokasi kejadian," jelas Nofian.
Lebih lanjut, Nofian menjelaskan bahwa lebih dari 40 personel gabungan telah dikerahkan, dilengkapi dengan lima unit perahu dari berbagai instansi, termasuk Polairud dan bantuan dari masyarakat. Koordinasi intensif juga terus dilakukan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Berau terkait penanganan satwa liar, khususnya buaya, di wilayah tersebut.
Konflik Manusia dan Buaya Meningkat, Warga Diimbau Waspada
Insiden ini menambah panjang daftar konflik antara manusia dan buaya di wilayah pesisir Berau. BPBD Berau mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat beraktivitas di sekitar perairan yang diketahui merupakan habitat buaya. Pengawasan ketat terhadap anak-anak, terutama di area tambak dan sungai yang rawan serangan buaya, juga menjadi perhatian utama.
Pihak berwenang terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar, termasuk melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perilaku buaya dan cara menghindarinya. Keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama di tengah upaya pelestarian lingkungan dan habitat satwa liar.