PLN Tanggapi Keluhan Pelanggan Soal Lonjakan Tagihan Listrik Pasca-Diskon
Lonjakan Tagihan Listrik Dikeluhkan Warganet, PLN Beri Penjelasan
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Keluhan mengenai lonjakan tagihan listrik yang dialami sejumlah pelanggan pasca-berakhirnya program diskon tarif listrik membanjiri media sosial. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun memberikan tanggapan terkait isu yang ramai diperbincangkan ini.
Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, menjelaskan bahwa kenaikan tagihan listrik yang dirasakan pelanggan bisa disebabkan oleh peningkatan pola pemakaian listrik. "Adanya lonjakan tagihan listrik bisa disebabkan oleh pola pemakaian listrik yang meningkat," ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis pada [Tanggal Referensi Berita, jika ada].
PLN mengimbau pelanggan pascabayar untuk memanfaatkan fitur riwayat penggunaan listrik yang tersedia di aplikasi PLN Mobile. Fitur ini memungkinkan pelanggan untuk memantau dan menganalisis pola konsumsi listrik mereka dari waktu ke waktu. Dengan demikian, pelanggan dapat lebih bijak dalam mengelola penggunaan listrik dan menghindari tagihan yang membengkak.
Selain itu, Grahita menegaskan bahwa program diskon tarif listrik yang berlaku pada periode Januari-Februari 2025 telah berakhir pada 1 Maret 2025. Selama periode tersebut, PLN memberikan diskon khusus bagi pelanggan dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
"Untuk triwulan kedua 2025 ini tarif listrik tetap tidak mengalami perubahan," tegas Grahita, menepis anggapan bahwa PLN telah menaikkan tarif listrik secara sepihak. Ia menekankan bahwa tarif listrik tetap mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Keluhan Pelanggan di Media Sosial
Sebelumnya, sejumlah warganet mengungkapkan keluhan mereka mengenai lonjakan tagihan listrik setelah program diskon tarif listrik berakhir. Keluhan-keluhan tersebut disampaikan melalui platform media sosial X. Salah satu pengguna akun X, @lagigabu***, menulis, "Disini apakah ad kelonjakan tagihan listrik jg stelah subsidi yg 50 persen itu? kaget bgt, stelah promo subsidi abis, tagihan bulan ini jadi 2x lipat pembayarannya."
Pengguna tersebut menjelaskan bahwa sebelum adanya subsidi listrik, tagihan listriknya berkisar antara Rp 280.000 hingga Rp 320.000. Selama periode subsidi, tagihannya turun menjadi Rp 140.000 per bulan. Namun, setelah subsidi berakhir, tagihannya melonjak menjadi Rp 611.000 per bulan.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh akun X lainnya, @avenoor***, yang menulis, "Tarif naik hampir 50 persen dari harga biasa padahal penggunaan berkurang awkwkwk apa-apaan ini woi @pln_123."
Analisis dan Imbauan
Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, PLN kembali mengimbau pelanggan untuk lebih bijak dalam menggunakan listrik dan memanfaatkan fitur yang tersedia di aplikasi PLN Mobile untuk memantau konsumsi listrik. PLN juga menyarankan pelanggan untuk melakukan pengecekan mandiri terhadap instalasi listrik di rumah masing-masing untuk memastikan tidak ada kebocoran arus listrik yang dapat menyebabkan tagihan membengkak.
Para ahli energi juga memberikan pandangan bahwa peningkatan konsumsi listrik pasca-diskon bisa disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen. Selama periode diskon, masyarakat cenderung lebih boros dalam menggunakan listrik karena merasa beban biaya menjadi lebih ringan. Namun, setelah diskon berakhir, kebiasaan boros tersebut masih terbawa sehingga menyebabkan tagihan melonjak.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengubah pola konsumsi listrik dan lebih berhemat dalam menggunakan energi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan, menggunakan lampu LED yang lebih hemat energi, dan mengatur suhu AC pada tingkat yang wajar.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, diharapkan masyarakat dapat mengendalikan konsumsi listrik dan menghindari tagihan yang membengkak di masa mendatang.