Waspada Rhabdomyolysis: Ancaman Gagal Ginjal Akibat Aktivitas Fisik Berlebihan

Maraknya kasus gagal ginjal akut yang dipicu oleh aktivitas fisik berlebihan menjadi perhatian serius. Baru-baru ini, seorang pria di Rusia dilaporkan mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 50 persen setelah melakukan tantangan squat sebanyak 2.000 kali. Kasus serupa juga dialami oleh seorang warga Malaysia setelah sesi spinning, di mana ia merasakan gejala aneh setelah latihan.

Kedua kasus ini mengindikasikan kondisi yang disebut rhabdomyolysis atau rhabdo, sebuah sindrom klinis yang terjadi akibat kerusakan jaringan otot rangka. Kerusakan ini menyebabkan pelepasan protein seperti kreatin kinase (CK) dan mioglobin ke dalam aliran darah. Kehadiran protein-protein ini dalam jumlah berlebihan dapat membebani dan merusak ginjal, yang bertugas menyaring limbah dari darah.

Penyebab dan Gejala Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Aktivitas fisik yang intens dan berlebihan: Otot yang dipaksa bekerja melampaui batas kemampuannya dapat mengalami kerusakan.
  • Trauma langsung: Cedera akibat kecelakaan atau benturan keras dapat merusak jaringan otot.
  • Kondisi medis tertentu: Beberapa penyakit dan gangguan genetik dapat meningkatkan risiko rhabdomyolysis.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat dapat memicu kerusakan otot.

Gejala rhabdomyolysis bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kerusakan otot. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri otot yang parah
  • Kelemahan otot yang signifikan
  • Urine berwarna gelap seperti teh atau merah
  • Penurunan volume urine
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan

Dalam kasus yang parah, rhabdomyolysis dapat menyebabkan gagal ginjal akut, aritmia jantung, dan bahkan kematian.

Pencegahan dan Penanganan Rhabdomyolysis

Pencegahan rhabdomyolysis sangat penting, terutama bagi individu yang aktif berolahraga. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Peningkatan intensitas latihan secara bertahap: Hindari peningkatan beban latihan secara tiba-tiba.
  • Cukupi kebutuhan cairan: Dehidrasi dapat meningkatkan risiko kerusakan otot.
  • Istirahat yang cukup: Beri waktu bagi otot untuk pulih setelah latihan.
  • Hindari lingkungan yang panas dan lembap: Kondisi ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan kelelahan.
  • Dengarkan tubuh Anda: Jangan memaksakan diri jika merasa sakit atau lelah.

Penanganan rhabdomyolysis berfokus pada pemulihan fungsi ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tindakan yang umum dilakukan meliputi:

  • Pemberian cairan intravena: Untuk membersihkan mioglobin dari ginjal dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Pemantauan fungsi ginjal: Untuk memastikan ginjal berfungsi dengan baik.
  • Dialisis: Dalam kasus gagal ginjal akut, dialisis mungkin diperlukan untuk menyaring limbah dari darah.

Rhabdomyolysis adalah kondisi serius yang dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik secara aman dan bijak. Mengenali gejala dan mencari pertolongan medis segera sangat penting untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.

Dr. Niloofar Nobakht, profesor klinis asosiasi nefrologi dari UCLA Health, menekankan pentingnya berolahraga dengan aman. "Berolahraga itu penting, tetapi untuk melakukannya dengan aman, kita harus menggunakan praktik latihan yang aman: Minum banyak cairan, hindari tempat yang panas, lakukan peningkatan intensitas latihan secara bertahap, dan istirahat," tegasnya.

Dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan rhabdomyolysis, kita dapat melindungi diri dari risiko gagal ginjal akibat aktivitas fisik yang berlebihan.