Misteri Kematian Jurnalis Palu di Hotel Jakarta: CCTV Jadi Kunci Penyelidikan
Kasus kematian seorang jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah, berinisial SW (32) di sebuah hotel di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, masih menjadi teka-teki. Pihak kepolisian terus berupaya mengungkap penyebab pasti kematian korban dengan memeriksa sejumlah saksi dan menganalisis rekaman kamera pengawas (CCTV).
Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, mengungkapkan bahwa rekaman CCTV menjadi salah satu fokus utama dalam penyelidikan ini. Berdasarkan analisis awal, rekaman tersebut menunjukkan bahwa SW terakhir kali terlihat bersama seorang saksi perempuan berinisial V pada tanggal 3 April 2025, sekitar pukul 18.50 WIB. Setelah itu, tidak ada aktivitas lain yang terekam, baik orang lain yang memasuki kamar korban maupun korban yang keluar kamar.
"Berdasarkan analisa CCTV, sejak saksi V bersama korban saat masih hidup pada tanggal 3 April 2025, pukul 18.50 WIB sampai dengan mayat korban ditemukan, tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban dan korban juga tidak terpantau keluar kamar," jelas Kombes Ade Ary kepada wartawan, Sabtu (6/4/2025).
Identitas dan peran saksi V dalam kasus ini masih belum diungkapkan secara detail oleh pihak kepolisian. Namun, Kombes Ade Ary membenarkan bahwa saksi V adalah seorang perempuan dan keterangannya dianggap penting untuk mengungkap kronologi kejadian sebelum kematian SW.
SW ditemukan tak bernyawa di kamar Hotel D'Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Jumat (4/4) malam. Tim investigasi dari Polres Metro Jakarta Barat telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti. Selain saksi V, polisi juga telah memeriksa dua saksi lainnya yang diduga memiliki informasi terkait kasus ini.
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian SW, jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi. Keluarga korban juga telah memberikan izin kepada pihak kepolisian untuk melakukan tindakan medis tersebut.
"Jenazah lagi di Rumah Sakit Kramat Jati. Keluarga juga sudah mempersilakan untuk dilakukan autopsi," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Arfan Zulkan Sipayung, pada hari Sabtu (5/4).
AKBP Arfan menambahkan bahwa dari hasil pemeriksaan awal, belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan benda tumpul pada tubuh korban. Meskipun demikian, terdapat lebam di beberapa bagian tubuh SW. Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui apakah lebam tersebut terkait dengan penyebab kematian korban.
"Lebam di bagian badan. Di badan, tidak ada di muka. Maksudnya (belum) ada bukti penganiayaan, sementara ya. Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya. Untuk bekas penganiayaan, bekas benda tumpul, belum ada," jelas AKBP Arfan.
Berikut poin-poin penting dalam penyelidikan kasus ini:
- Analisis CCTV: Rekaman CCTV menjadi kunci untuk mengetahui aktivitas terakhir korban sebelum meninggal.
- Pemeriksaan Saksi: Polisi telah memeriksa tiga saksi, termasuk saksi V yang merupakan orang terakhir yang terlihat bersama korban.
- Autopsi: Jenazah korban diautopsi di RS Polri Kramat Jati untuk mengetahui penyebab pasti kematian.
- Olah TKP: Polisi telah melakukan olah TKP di kamar hotel tempat korban ditemukan meninggal.
Kasus ini masih dalam pengembangan dan pihak kepolisian terus berupaya mengumpulkan bukti-bukti yang mengarah pada penyebab kematian SW. Masyarakat diharapkan bersabar dan tidak berspekulasi terkait kasus ini agar tidak menghambat proses penyelidikan.