Perjuangan Fitri: Mudik Tertunda ke Salatiga, Mengobati Rindu Keluarga di Tengah Arus Balik

Jakarta – Di tengah hiruk pikuk arus balik Lebaran, Fitri (35), seorang perantau asal Salatiga, Jawa Tengah, akhirnya dapat mewujudkan kerinduannya untuk pulang kampung. Setelah tertunda karena tuntutan pekerjaan, Fitri bertolak dari Jakarta menuju Salatiga pada H+6 Lebaran, Minggu (6/4/2025).

Keputusan Fitri untuk mudik setelah Lebaran tak lepas dari kebijakan cuti bergilir di tempat kerjanya. Bekerja di sebuah toko di Jakarta, Fitri harus menyesuaikan jadwal cutinya dengan rekan-rekan kerja lainnya. Namun, di balik alasan praktis tersebut, tersimpan perasaan sedih karena tak dapat merasakan kehangatan momen Idulfitri bersama keluarga besar.

"Karena kan gantian sama yang lainnya, jadi memang kita ambil cutinya setelah Lebaran, biar juga menghindari kemacetan kemarin. Gitu aja sih," ujar Fitri saat ditemui di Stasiun Gambir sebelum keberangkatannya.

Meski demikian, Fitri tetap bersyukur karena masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengan anak, suami, dan orang tua tercinta di Salatiga. Baginya, kehadiran orang-orang terkasih adalah obat penawar rindu yang paling mujarab.

"Iya, tetap pastilah (kehilangan suasana Lebaran). Ini kan saudara-saudara yang jauh juga udah mulai pada pulang. Jadi kehilangan, tapi yang penting ketemu anak sama suami sama orang tua di rumah," ungkap Fitri dengan nada haru.

Fitri memilih menggunakan kereta api sebagai moda transportasi mudiknya. Selain untuk menghindari kemacetan parah yang kerap terjadi selama musim Lebaran, Fitri juga ingin memanfaatkan perjalanan ini untuk beristirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan.

"Nggak macet, biar nggak macet, dan kalau dihitung juga lebih bisa istirahat dan alurnya lebih enak gitu," jelasnya.

Menariknya, meski berangkat mudik saat arus balik telah dimulai, Fitri mengaku tidak mengalami lonjakan harga tiket yang signifikan. Ia mendapatkan harga tiket yang relatif sama dengan harga normal, sehingga tidak memberatkan pengeluarannya.

"Ini kemarin dari pas berangkat selisih cuma sedikit, nggak sampai banyak. Pas perbandingannya itu nggak sampai banyak, kayak hari normal cuma sedikit aja sih," pungkas Fitri.

Perjalanan mudik Fitri kali ini menjadi potret perjuangan seorang perantau yang harus mengorbankan momen penting demi pekerjaan. Namun, di balik itu, tersimpan harapan besar untuk dapat berkumpul kembali dengan keluarga tercinta dan mengobati kerinduan yang selama ini dipendam.

Alasan Memilih Kereta Api:

  • Menghindari kemacetan parah.
  • Memungkinkan untuk beristirahat selama perjalanan.
  • Harga tiket relatif stabil.

Momen Lebaran yang Terlewat:

  • Tidak dapat berkumpul dengan keluarga besar.
  • Kehilangan suasana kebersamaan Idulfitri.
  • Saudara jauh sudah mulai kembali.

Harapan di Kampung Halaman:

  • Bertemu anak, suami, dan orang tua.
  • Mengobati kerinduan yang mendalam.
  • Menciptakan momen kebersamaan yang berharga.