Banjir Bandang di Mega Bekasi Hypermall: Kerugian Puluhan hingga Ratusan Juta Rupiah
Banjir Bandang di Mega Bekasi Hypermall: Kerugian Puluhan hingga Ratusan Juta Rupiah
Bencana banjir bandang yang menerjang Mega Bekasi Hypermall pada Selasa, 4 Maret 2025, pagi, telah mengakibatkan kerugian materiil yang signifikan bagi para pemilik kendaraan dan pedagang di pusat perbelanjaan tersebut. Air bah yang berasal dari jebolnya tembok belakang mal, menerjang lahan parkir dan lantai dasar, merendam puluhan kendaraan dan menghancurkan stok barang dagangan. Ketinggian air yang mencapai 150 sentimeter dalam waktu kurang dari satu jam menyisakan kerusakan yang cukup parah.
Sebanyak tujuh kendaraan dilaporkan terendam banjir, beberapa di antaranya hingga hanya menyisakan atap. Kerusakan yang dialami beragam, mulai dari kerusakan mesin akibat terendam air, kaca pecah karena tekanan air, hingga kerusakan interior akibat lumpur. Perkiraan biaya perbaikan pun beragam, mulai dari Rp 20 juta hingga lebih dari Rp 50 juta per kendaraan, bergantung pada tingkat kerusakan. Evan, pemilik mobil Expander yang terendam hampir seluruhnya, memperkirakan biaya perbaikan mencapai Rp 50 juta, sementara Robin, yang mobilnya juga terendam total, berencana menjual kendaraannya karena kekhawatiran akan kerusakan mesin jangka panjang dan berencana mengajukan kredit untuk mobil baru. Kerugian tersebut menimbulkan dilema bagi para pemilik kendaraan antara memperbaiki mobil dengan biaya yang sangat tinggi atau menjualnya dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai aslinya.
Pedagang Menanggung Kerugian Berat
Para pedagang di lantai dasar Mega Bekasi Hypermall juga mengalami kerugian yang sangat besar. Banjir bandang tersebut telah merendam habis stok barang dagangan mereka. Hingga Rabu, 5 Maret 2025, para pedagang masih terlihat sibuk mengevakuasi sisa barang dagangan yang masih bisa diselamatkan. Mereka terlihat membawa ember-ember berisi pakaian basah untuk dikumpulkan di truk. Kondisi di sisi timur mal terlihat sibuk dengan aktivitas penyelamatan barang dagangan.
Lebih menyakitkan lagi, sejumlah pedagang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap manajemen mal yang dinilai lamban dalam memberikan peringatan dini. Adi, seorang pedagang yang telah berjualan sejak 2013, menceritakan bagaimana manajemen mal sempat melarang para pedagang untuk mengevakuasi barang dagangan mereka sebelum tembok pembatas jebol pada pukul 09.00 WIB. Pernyataan manajemen yang menyatakan kondisi aman tersebut, bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi, membuat para pedagang kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan barang dagangan mereka. Akibatnya, Adi harus menanggung kerugian hingga Rp 100 juta. Ari, pedagang lain, juga mengungkapkan pengalaman serupa dan mengalami kerugian yang cukup besar. Ketidakpedulian manajemen tersebut menambah beban kerugian yang ditanggung para pedagang di tengah musibah yang menimpa mereka.
Perlunya Evaluasi dan Antisipasi
Kejadian banjir bandang di Mega Bekasi Hypermall ini menyoroti pentingnya evaluasi sistem keamanan dan antisipasi terhadap bencana alam di pusat perbelanjaan. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para pemilik usaha untuk memiliki asuransi yang memadai dan melakukan backup data serta stok barang dagangan untuk meminimalkan kerugian di masa mendatang. Pihak berwenang juga perlu menyelidiki lebih lanjut penyebab jebolnya tembok pembatas dan memastikan langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan peran penting komunikasi yang efektif antara manajemen pusat perbelanjaan dan para penyewa untuk meminimalisir kerugian.