Kontroversi Pengobatan Kuno: Benarkah Bangkai Paus Sembuhkan Rematik di Australia Abad ke-19?
Kisah Kontroversial dari Australia: Pengobatan Rematik dengan Bangkai Paus
Pada akhir abad ke-19, sebuah praktik pengobatan yang tak lazim mencuat di wilayah Twofold Bay, New South Wales, Australia. Di tengah maraknya perburuan paus untuk diambil lemaknya sebagai bahan baku industri, muncul keyakinan bahwa bangkai paus memiliki khasiat penyembuhan, khususnya untuk penyakit rematik kronis. Kisah ini bermula dari laporan seorang pria yang menderita rematik menahun. Ia secara tak sengaja menemukan bangkai paus terdampar dan memutuskan untuk masuk ke dalamnya. Setelah beberapa jam berendam dalam tubuh paus yang membusuk, keajaiban terjadi: rematiknya diklaim sembuh total.
Kabar ini menyebar dengan cepat, memicu gelombang orang yang berbondong-bondong datang ke Eden, kota terdekat, untuk mencari kesembuhan serupa. Para pemburu paus lokal segera memanfaatkan peluang ini. Mereka membuat lubang di dalam bangkai paus dan membiarkan pasien berbaring di dalamnya selama berjam-jam. Suhu di dalam bangkai paus yang membusuk bisa mencapai 40 derajat Celsius, dan pasien akan dilumuri lemak serta gas-gas hasil pembusukan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pasien merasa lega dari rasa sakit setelah menjalani terapi ini, bahkan ada yang mengaku tidak lagi membutuhkan alat bantu berjalan.
Proses dan Kontroversi Pengobatan
Proses pengobatan ini digambarkan sangat tidak menyenangkan. Pasien harus berendam dalam kondisi yang sangat bau dan panas, dengan kaki terbenam di usus paus yang membusuk. Gas amonia keluar dari setiap lubang tubuh paus yang dibiarkan terbuka. Tidak semua pasien mampu bertahan dalam kondisi ini. Banyak yang pingsan atau harus beristirahat sebelum melanjutkan paparan.
Meski demikian, keyakinan akan khasiat pengobatan ini sangat kuat. Bahkan, ada yang merekomendasikan pasien untuk berada di dalam tubuh paus selama 30 jam untuk hasil yang optimal. Bangkai paus yang sudah lama, dengan bau yang lebih menyengat, justru dianggap lebih berkhasiat. Praktik ini menjadi bisnis yang menguntungkan bagi para pemburu paus dan pemilik hotel di Eden.
Namun, efektivitas pengobatan ini tidak pernah terbukti secara ilmiah. Diyakini bahwa khasiat penyembuhan berasal dari gas-gas tertentu yang dihasilkan selama proses pembusukan, bukan dari lemak paus itu sendiri. Beberapa orang bahkan meragukan efektivitas pengobatan ini, mempertanyakan apakah pasien lebih memilih rematik daripada berendam dalam bangkai paus yang menjijikkan.
Pengobatan Alternatif pada Masa Lalu
Pengobatan bangkai paus hanyalah salah satu dari sekian banyak pengobatan rematik aneh yang populer di masa lalu. Ada pula pengobatan dengan ramuan herbal, tusuk jarum, minyak khusus dari Paris, bahkan ditendang keledai. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, praktik-praktik pengobatan kuno ini mulai ditinggalkan.
Kisah tentang pengobatan rematik dengan bangkai paus di Australia abad ke-19 adalah contoh menarik tentang bagaimana keyakinan dan kebutuhan akan kesembuhan dapat mendorong orang untuk mencoba hal-hal yang ekstrem dan tidak biasa. Meskipun kontroversial dan tidak terbukti secara ilmiah, praktik ini sempat menjadi tren dan memberikan penghidupan bagi sebagian orang di wilayah tersebut. Kisah ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya pendekatan ilmiah dalam dunia pengobatan dan perlunya berhati-hati terhadap klaim-klaim pengobatan yang belum teruji kebenarannya.
- Catatan: Kisah ini didasarkan pada laporan surat kabar dan catatan sejarah. Efektivitas dan keamanan pengobatan bangkai paus tidak dapat dipastikan dan tidak direkomendasikan.