Keselamatan Mudik: Ramp Check Wajib untuk Bus Pariwisata

Keselamatan Mudik: Ramp Check Wajib untuk Bus Pariwisata

Angkutan Lebaran tahun ini kembali mengandalkan bus pariwisata untuk program mudik gratis. Namun, praktik ini menyimpan potensi bahaya serius jika aspek keselamatan diabaikan. Kondisi teknis kendaraan yang tak terjamin, keterampilan pengemudi yang kurang terlatih, dan perawatan armada yang tidak memadai dapat berujung pada kecelakaan tragis yang merenggut nyawa dan menimbulkan kerugian besar. Oleh karena itu, penting bagi penyelenggara mudik gratis untuk memprioritaskan ramp check dan memastikan semua bus yang digunakan telah memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan pemerintah.

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, menyoroti permasalahan ini. Dalam keterangan resminya pada Rabu (5/3/2025), Djoko mengungkapkan kekhawatirannya terkait kurangnya ramp check pada bus pariwisata yang digunakan untuk program mudik gratis. Menurutnya, penghematan anggaran menjadi alasan utama terabaikannya uji kelaikan kendaraan ini. "Anggaran yang dipangkas demi efisiensi ternyata berdampak pada keselamatan pemudik," ujarnya. Ia menyarankan agar ramp check dilakukan di pool bus pariwisata atau lokasi wisata untuk meminimalisir hambatan logistik.

Data dari Direktorat Sarana Ditjenhubat (2025) periode 13-27 Februari 2025 menunjukkan dari 11.124 unit bus yang menjalani ramp check, hanya 7.257 unit (65 persen) yang dinyatakan laik operasi. Sisanya terdiri dari:

  • 2.052 unit (10 persen) mendapat peringatan perbaikan.
  • 887 unit (8 persen) terkena tilang dan dilarang beroperasi.
  • 928 unit (8 persen) dilarang beroperasi karena pelanggaran teknis utama.

Angka-angka ini menunjukkan betapa krusialnya ramp check dalam menjamin keselamatan. Djoko menekankan pentingnya tanggung jawab penyelenggara mudik dalam memastikan armada yang digunakan telah lolos ramp check dan memiliki izin operasional yang sah. Kehadiran logo ramp check pada kaca depan bus menjadi bukti fisik kelaikan kendaraan. Selain itu, ia juga menyarankan agar bus yang digunakan untuk perjalanan jarak jauh, terutama saat mudik Lebaran, dilengkapi dengan dua orang pengemudi untuk mengantisipasi waktu tempuh yang lebih lama dari biasanya.

"Efisiensi anggaran tidak boleh mengorbankan keselamatan," tegas Djoko. Ia mendesak agar pemerintah dan penyelenggara mudik memprioritaskan anggaran untuk ramp check dan memastikan keselamatan pemudik menjadi hal utama, bukan sekadar efisiensi biaya. Keberadaan program mudik gratis semestinya tidak menjadi beban keselamatan bagi para pemudik. Kepedulian terhadap keselamatan harus diutamakan di atas segalanya, mengingat perjalanan mudik Lebaran menempuh jarak yang jauh dan melibatkan banyak penumpang.