Pendaratan Darurat Berujung Petaka: Ratusan Penumpang Virgin Atlantic Terlantar di Bandara Turki
Pendaratan Darurat Berujung Petaka: Ratusan Penumpang Virgin Atlantic Terlantar di Bandara Turki
Diyarbakır, Turki – Lebih dari 250 penumpang penerbangan Virgin Atlantic rute London menuju Mumbai mengalami pengalaman pahit setelah pesawat yang mereka tumpangi terpaksa melakukan pendaratan darurat di sebuah bandara militer terpencil di Diyarbakır, Turki. Insiden ini menyebabkan ratusan penumpang terlantar selama lebih dari 40 jam, memicu kemarahan dan frustrasi akibat kurangnya informasi dan fasilitas yang memadai.
Penerbangan VS358, yang dijadwalkan lepas landas dari Bandara Heathrow London pada Jumat (4/4) pukul 11.40 waktu setempat, terpaksa mengalihkan rute penerbangannya dan melakukan pendaratan darurat di Diyarbakır pada sore hari karena alasan medis yang mendesak. Namun, setelah mendarat, pesawat Airbus A350-1000 tersebut mengalami masalah teknis akibat dugaan "pendaratan keras" dan dinyatakan tidak layak terbang. Kondisi ini membuat para penumpang terkatung-katung tanpa kepastian.
Virgin Atlantic dalam pernyataannya mengakui adanya pembatalan penerbangan VS358 dan menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Maskapai mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan penumpang serta kru adalah prioritas utama mereka. Namun, pernyataan ini tidak meredakan kemarahan para penumpang yang merasa diabaikan dan tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai kelanjutan perjalanan mereka.
Kondisi di bandara terpencil tersebut sangat memprihatinkan. Para penumpang melaporkan bahwa mereka dikurung di area terbatas dengan fasilitas yang sangat minim. Beberapa keluhan yang muncul antara lain:
- Kurangnya Informasi: Penumpang merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai penyebab keterlambatan dan rencana keberangkatan selanjutnya.
- Fasilitas Terbatas: Jumlah toilet yang tersedia tidak memadai untuk ratusan penumpang. Makanan dan minuman juga terbatas, serta tidak ada perlengkapan dasar seperti selimut dan bantal.
- Kondisi yang Tidak Manusiawi: Banyak penumpang yang terpaksa tidur di lantai tanpa alas yang memadai. Wanita hamil, anak-anak, dan orang tua termasuk di antara mereka yang paling menderita akibat kondisi ini.
Seorang penumpang bernama Hanuman Dass meluapkan kekecewaannya melalui media sosial X, menggambarkan perlakuan Virgin Atlantic terhadap para penumpang sebagai "tidak manusiawi." Ia menyoroti kurangnya rasa kemanusiaan dan perlakuan yang tidak layak terhadap warga negara India dan Inggris.
Politisi Mumbai, Preeti Sharma Menon, yang juga berada di dalam pesawat, menggambarkan situasi yang dihadapi para penumpang sebagai "cobaan." Ia menyoroti kurangnya perwakilan maskapai yang hadir untuk memberikan bantuan dan informasi, serta keterbatasan fasilitas yang tersedia.
Tekanan dari para penumpang, otoritas India, dan media akhirnya memaksa Virgin Atlantic untuk bertindak. Pada Kamis malam, para penumpang dipindahkan ke hotel untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Mumbai. Virgin Atlantic menyatakan bahwa mereka sedang berupaya mencari solusi agar para penumpang dapat melanjutkan perjalanan mereka secepatnya.
Kedutaan Besar India di Turki juga turut turun tangan dengan menghubungi maskapai, direktorat bandara Diyarbakır, dan kementerian luar negeri Turki. Melalui koordinasi yang dilakukan, perawatan yang layak diberikan kepada para penumpang. Kedutaan juga berupaya untuk mempercepat penyelesaian masalah dan mengatur penerbangan alternatif ke Mumbai bagi para penumpang yang terlantar.
Insiden ini menjadi sorotan tajam terhadap penanganan krisis oleh Virgin Atlantic dan pentingnya penyediaan informasi dan fasilitas yang memadai bagi penumpang yang terdampak oleh gangguan penerbangan. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi maskapai penerbangan lainnya untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.