Singapura Perketat Pengawasan Makanan Olahan: Upaya Menekan Risiko Penyakit Jantung Meningkat
Singapura Perketat Pengawasan Makanan Olahan: Upaya Menekan Risiko Penyakit Jantung Meningkat
Singapura mengambil langkah tegas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memperluas aturan pelabelan gizi (Nutri-Grade) pada berbagai produk makanan. Kebijakan ini tidak hanya fokus pada kandungan gula dalam minuman, tetapi juga akan mencakup mi instan, bumbu dapur, dan minyak goreng mulai tahun 2027. Tujuannya adalah memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai nilai gizi produk, sehingga konsumen dapat membuat pilihan yang lebih sehat.
Perluasan Aturan Nutri-Grade
Sistem pelabelan Nutri-Grade memberikan peringkat A, B, C, atau D pada produk berdasarkan kandungan gizinya. Peringkat A menunjukkan produk paling sehat, sementara peringkat D menunjukkan produk yang kurang sehat. Perluasan aturan ini akan mempertimbangkan kandungan natrium dan lemak jenuh, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kronis.
Produk makanan yang menjadi sumber utama natrium dan lemak jenuh bagi warga Singapura akan menjadi prioritas dalam penerapan aturan ini. Kementerian Kesehatan Singapura telah mengumumkan wacana ini sejak Agustus tahun lalu, dan rincian pelaksanaannya diumumkan oleh Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Minggu (6/5/2025).
Peningkatan Kasus Penyakit Jantung
Dalam acara peringatan ulang tahun ke-55 Singapore Heart Foundation (SHF), Menteri Ong Ye Kung mengungkapkan peningkatan signifikan dalam jumlah warga Singapura yang didiagnosis dengan penyakit jantung dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2022, tercatat 36 warga Singapura didiagnosis dengan infark miokard akut atau serangan jantung setiap hari.
"Itu lebih dari satu orang setiap jam. Sepuluh tahun sebelumnya, jumlahnya 25 per hari," kata Ong.
Data ini menunjukkan bahwa penyakit jantung merupakan masalah kesehatan yang serius dan memerlukan perhatian segera.
Faktor Risiko dan Kebiasaan Konsumsi
Statistik nasional terbaru pada tahun 2022 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kolesterol darah tinggi di antara penduduk Singapura tetap tinggi. Lebih dari sepertiga (37%) warga Singapura mengalami hipertensi, hampir dua kali lipat sejak 2010. Sekitar 31,9% mengalami kolesterol tinggi atau hiperlipidemia.
Konsumsi garam dan lemak jenuh yang berlebihan merupakan faktor risiko utama untuk kondisi kronis ini. Sembilan dari sepuluh penduduk Singapura mengonsumsi lebih dari jumlah natrium yang direkomendasikan (2.000 mg per hari). Asupan natrium mereka meningkat menjadi 3.620 mg per hari dari 3.480 mg pada tahun 2019.
Asupan lemak jenuh warga Singapura juga melebihi pedoman. Lemak jenuh membentuk 36% dari total asupan lemak makanan, lebih tinggi dari batas atas 30% yang direkomendasikan. Sumber utama lemak jenuh dalam makanan mereka adalah minyak goreng.
Strategi Pencegahan dan Himbauan
Selain deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, warga Singapura diimbau untuk mewaspadai tiga penyakit utama, yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung. Pemerintah Singapura berupaya untuk menekan angka tersebut dengan cara memperketat pengawasan makanan yang beredar di masyarakat. Upaya yang dilakukan sebagai langkah preventif agar masyarakat Singapura tidak mengidap penyakit jantung.
Menteri Ong Ye Kung menekankan pentingnya mengurangi konsumsi gula, natrium, dan lemak jenuh (tiga 'S') dalam makanan sehari-hari. Dengan mengurangi asupan 'tiga S', masyarakat dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan kondisi kronis lainnya.
Dengan memperketat pengawasan makanan olahan dan memberikan informasi yang lebih jelas kepada konsumen, Singapura berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan mengurangi beban penyakit jantung di masa depan.
Poin-poin penting:
- Peningkatan kasus penyakit jantung di Singapura.
- Perluasan aturan pelabelan gizi Nutri-Grade untuk mencakup mi instan, bumbu dapur, dan minyak goreng.
- Fokus pada pengurangan konsumsi natrium dan lemak jenuh.
- Himbauan untuk mengurangi asupan gula, natrium, dan lemak jenuh (tiga 'S').