Kualitas Udara Jakarta Membaik Signifikan Selama Libur Lebaran Akibat Curah Hujan Tinggi
Jakarta mengalami peningkatan kualitas udara yang signifikan selama periode libur Lebaran, sebuah fenomena yang dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai hasil dari curah hujan yang tinggi dan berkurangnya aktivitas lalu lintas.
Menurut keterangan dari Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, kualitas udara di ibu kota selama masa mudik dan arus balik Lebaran 2025 menunjukkan perbaikan yang nyata dibandingkan dengan hari-hari kerja biasa. Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh cuaca basah yang dominan selama beberapa hari terakhir.
"Secara umum, wilayah Jakarta mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan selama periode mudik dan arus balik Lebaran. Intensitas hujan bahkan meningkat menjadi sedang hingga lebat antara tanggal 1 hingga 6 April 2025," jelas Ida pada hari Senin (7/4/2025).
Curah hujan yang meningkat secara signifikan ini memainkan peran penting dalam membersihkan udara dari polutan. Hujan secara efektif "mencuci" partikel-partikel polusi seperti debu dan asap kendaraan yang biasanya menumpuk di atmosfer, terutama pada hari-hari kerja dengan tingkat aktivitas tinggi.
Selain faktor cuaca, penurunan aktivitas kendaraan bermotor selama libur Lebaran juga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas udara. Jalanan yang lebih lengang berarti lebih sedikit emisi gas buang, yang secara langsung mengurangi tingkat polusi udara.
BMKG mencatat bahwa peningkatan curah hujan ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosferik, baik skala regional maupun lokal. Salah satunya adalah sirkulasi siklonik yang terjadi di Samudra Hindia barat daya Lampung. Sirkulasi ini memicu terbentuknya konvergensi dan konfluensi angin yang meluas hingga wilayah Jawa, termasuk Jakarta, sehingga memperkuat potensi pertumbuhan awan hujan.
- Faktor-faktor Pemicu Hujan:
- Sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat daya Lampung
- Konvergensi dan konfluensi angin hingga wilayah Jawa
- Labilitas atmosfer yang kuat di sebagian besar Pulau Jawa
"Labilitas atmosfer yang kuat di sebagian besar Pulau Jawa juga turut mendukung proses konvektif lokal, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jakarta selama periode tersebut," tambah Ida.
Namun, Ida juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi dampak negatif dari curah hujan tinggi, seperti banjir dan kemacetan lalu lintas. Terutama saat arus kendaraan masih padat selama periode mudik dan balik Lebaran, genangan air dapat memperparah kondisi lalu lintas dan menyebabkan gangguan perjalanan.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau dan memperbarui informasi prakiraan cuaca. Pertimbangkan kondisi lapangan saat melakukan perjalanan, dan selalu berhati-hati dalam berkendara saat hujan deras.
"Secara keseluruhan, situasi cuaca yang cenderung basah ini memberikan dampak positif terhadap kualitas lingkungan di Jakarta. Meskipun demikian, masyarakat tetap perlu mewaspadai potensi genangan atau kemacetan akibat hujan, terutama saat arus lalu lintas mudik dan balik berlangsung," pungkas Ida.