Mengapa Kebahagiaan Usai Liburan Bisa Berubah Jadi Kesedihan: Memahami dan Mengatasi *Post-Vacation Blues*
Setelah menikmati indahnya liburan, tak jarang kita justru merasakan perasaan sedih, hampa, atau bahkan tidak bersemangat. Kondisi ini dikenal sebagai post-vacation blues atau post-vacation depression. Banyak yang mengira bahwa fenomena ini hanya dialami setelah liburan panjang atau ke destinasi eksotis, namun psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., menjelaskan bahwa post-vacation blues bisa menghampiri siapa saja, bahkan setelah liburan singkat di dalam kota.
Apa Itu Post-Vacation Blues?
Post-vacation blues adalah respons emosional yang muncul setelah seseorang kembali dari liburan. Gejala yang timbul bisa beragam, mulai dari perasaan sedih, lesu, kehilangan minat, sulit berkonsentrasi, hingga gangguan tidur. Kondisi ini terjadi karena adanya kontras yang signifikan antara pengalaman menyenangkan selama liburan dengan rutinitas sehari-hari yang mungkin terasa monoton dan penuh tekanan.
"Kondisi ini sebenarnya terjadi pada segala kegiatan liburan yang memberikan makna atau memori yang sangat kuat," ujar Adelia. Ini berarti, bukan hanya liburan mewah atau perjalanan jauh yang bisa memicu post-vacation blues, tetapi juga kegiatan sederhana seperti menonton konser, berkumpul dengan teman lama, atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.
Mengapa Liburan Singkat Juga Bisa Picu Post-Vacation Blues?
Kunci utama penyebab post-vacation blues terletak pada perbedaan antara kesenangan yang dirasakan saat liburan dan tekanan yang dihadapi dalam rutinitas sehari-hari. Liburan, apapun bentuknya, seringkali memberikan kita kesempatan untuk bersantai, melepaskan diri dari stres, dan menciptakan kenangan indah. Ketika kembali ke rutinitas, kita mungkin merasa kehilangan momen-momen menyenangkan tersebut, sehingga memicu perasaan sedih dan kecewa.
Adelia menambahkan, individu dengan tingkat stres tinggi dalam kehidupan sehari-harinya lebih rentan mengalami post-vacation blues. Hal ini karena liburan menjadi pelarian sementara dari tekanan tersebut. Ketika liburan usai, mereka kembali dihadapkan pada sumber stres yang sama, bahkan mungkin terasa lebih berat karena kontras dengan pengalaman menyenangkan yang baru saja mereka alami.
Cara Mengatasi Post-Vacation Blues
Untungnya, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi post-vacation blues dan membantu kita beradaptasi kembali dengan rutinitas:
- Berikan Jeda Waktu: Jangan langsung kembali bekerja atau beraktivitas padat setelah liburan. Sisakan waktu satu atau dua hari untuk beristirahat, bersantai, dan memproses pengalaman liburan.
- Nostalgia Positif: Lihat kembali foto-foto liburan, ceritakan pengalaman Anda kepada teman atau keluarga, dan fokus pada kenangan indah yang Anda ciptakan. Ini dapat membantu memperpanjang efek positif dari liburan.
- Mulai dengan Perlahan: Jangan langsung membebani diri dengan pekerjaan atau tugas yang berat. Mulailah dengan tugas-tugas ringan dan secara bertahap tingkatkan intensitasnya.
- Rencanakan Aktivitas Menyenangkan: Jadwalkan kegiatan yang Anda nikmati, seperti bertemu teman, berolahraga, atau melakukan hobi. Ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan sedih dan meningkatkan suasana hati.
- Evaluasi Rutinitas Harian: Jika rutinitas Anda menjadi sumber stres utama, pertimbangkan untuk membuat perubahan. Delegasikan tugas, cari cara untuk mengurangi tekanan, atau cari aktivitas yang dapat memberikan Anda kepuasan dan relaksasi.
- Cari Dukungan: Jika post-vacation blues Anda berlanjut atau memburuk, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi post-vacation blues, kita dapat menikmati liburan tanpa perlu khawatir akan perasaan sedih yang menghantui setelahnya. Keseimbangan antara waktu untuk bersenang-senang dan pengelolaan stres yang efektif adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan mental kita.