Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Kisah Haru Keluarga Korban dan Upaya Mitigasi Bencana
Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Kisah Haru Keluarga Korban dan Upaya Mitigasi Bencana
Bencana tanah longsor yang terjadi di Jalur Pacet-Cangar, Mojokerto, pada Kamis (3/4) lalu, telah merenggut nyawa sepuluh orang, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Peristiwa tragis ini menimpa dua keluarga yang tengah dalam perjalanan silaturahmi merayakan libur Lebaran.
Salah satu korban, Fitria Handayani (27), menjadi pusat perhatian karena firasat yang diungkapkannya sebelum kejadian. Bersama suami dan anak tercinta, Fitria menjadi simbol kesedihan yang mendalam akibat bencana ini.
Firasat dan Kenangan Terakhir
Beberapa hari sebelum kejadian nahas, Fitria sempat menyampaikan keinginan untuk membeli sebidang tanah agar bisa tinggal bersama suami dan anak semata wayangnya. Ibu kandung Fitria, Nurul, mengungkapkan bahwa putrinya juga sempat berkeinginan untuk melaksanakan ibadah umrah bersama keluarga kecilnya. Keinginan-keinginan ini seolah menjadi pertanda akan kejadian yang menimpa mereka.
Pada malam takbir, Fitria juga menyempatkan diri untuk mengunjungi bibinya, Siti Khotijah, seorang janda. Selain memberikan bingkisan sembako, Fitria juga mengungkapkan keinginannya untuk memiliki sebidang tanah. Komunikasi terakhir ini menjadi kenangan yang mengharukan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebelum berangkat, Fitria dan keluarganya sempat mengabadikan momen kebersamaan dalam sebuah foto. Foto tersebut kini menjadi kenangan terakhir yang sangat berharga bagi keluarga dan kerabat.
Keluarga Utuh, Takdir Memisahkan
Tragisnya, Fitria, suami, dan putrinya menjadi korban dalam longsor tersebut. Keinginan Fitria untuk memiliki sebidang tanah kini terwujud dalam bentuk pusara bagi dirinya, suami, dan anak tercinta. Keluarga yang selalu bersama ini akhirnya berkalang tanah di Pacet.
Fitria, seorang pegawai bank di Surabaya, dan suaminya, Ahmad Fiki Muzaki (28), yang bekerja di Gresik, harus meregang nyawa akibat bencana tersebut. Putri mereka, Mikayla Faihaninah (3,5), yang selama ini diasuh oleh neneknya, juga menjadi korban dalam tragedi ini.
Keluarga ini sedang dalam perjalanan silaturahmi menuju Blitar dan Trenggalek menggunakan mobil pikap Gran Max putih bernomor polisi S 9137 NI. Fiki memilih jalur Pacet-Cangar karena dianggap lebih cepat. Sayangnya, longsor tiba-tiba terjadi dan menghantam mobil mereka hingga terperosok ke jurang.
Upaya Pemerintah dan Harapan untuk Masa Depan
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga korban dan menjanjikan bantuan serta langkah-langkah pencegahan jangka panjang. Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana melakukan kajian teknis untuk memperkuat struktur jalan dan menata aliran sungai agar tidak terjadi lagi genangan air yang dapat memicu longsor.
Tragedi longsor di Pacet-Cangar ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya mitigasi bencana dan kewaspadaan terhadap kondisi alam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.
- Identifikasi Area Rawan Longsor: Pemerintah daerah perlu melakukan pemetaan dan identifikasi area-area yang memiliki potensi tinggi terjadinya longsor.
- Peringatan Dini: Sistem peringatan dini yang efektif sangat penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi bahaya longsor.
- Edukasi Masyarakat: Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang cara-cara pencegahan longsor dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadi longsor.
- Penataan Ruang: Penataan ruang yang baik dapat mengurangi risiko longsor dengan mengatur penggunaan lahan dan pembangunan di daerah rawan longsor.
- Pemeliharaan Infrastruktur: Infrastruktur seperti drainase dan talud perlu dipelihara secara berkala untuk mencegah terjadinya longsor.
- Penghijauan: Penanaman pohon dan vegetasi lainnya dapat membantu menstabilkan tanah dan mengurangi risiko longsor.
Kisah Haru Lainnya
Selain keluarga Fitria, masih ada keluarga lain yang menjadi korban dalam tragedi ini. Keluarga-keluarga ini juga memiliki kisah haru dan kenangan yang mendalam bagi orang-orang terdekat mereka. Duka mendalam dirasakan oleh seluruh masyarakat Mojokerto dan sekitarnya.