Bitcoin Terhuyung: Sentimen Pasar Tertekan, Harga Anjlok di Bawah $78.000

Bitcoin Terhuyung: Sentimen Pasar Tertekan, Harga Anjlok di Bawah $78.000

Jakarta, Indonesia - Pasar kripto kembali bergejolak, dengan Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan hingga menembus level di bawah $78.000. Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap volatilitas pasar keuangan global, terutama setelah pasar saham Amerika Serikat mencatatkan kinerja terburuk sejak tahun 2020.

Menurut data dari Coin Metrics, harga Bitcoin terakhir diperdagangkan pada $77.730,03, menunjukkan penurunan sebesar 6%. Padahal, sepanjang tahun ini, harga Bitcoin secara konsisten berada di atas $80.000, kecuali beberapa kali penurunan singkat yang disebabkan oleh volatilitas pasar. Dengan penurunan ini, Bitcoin kini berada 28% di bawah rekor tertingginya yang dicapai pada Januari lalu.

Faktor Pemicu Penurunan

Beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan harga Bitcoin. Pertama, kekhawatiran atas kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, yang memicu kekhawatiran akan resesi global. Investor bereaksi dengan menjual aset-aset berisiko, termasuk mata uang kripto.

Kedua, Bitcoin sering diperdagangkan selaras dengan saham-saham teknologi besar dan dianggap sebagai indikator sentimen pasar. Penurunan di pasar saham AS memberikan tekanan pada harga Bitcoin. Namun, minggu lalu, Bitcoin sempat menunjukkan ketahanan dengan bertahan di kisaran $82.000-$83.000, bahkan meningkat di akhir minggu ketika saham dan emas mengalami penurunan.

Selain Bitcoin, aset kripto lainnya juga mengalami kerugian yang signifikan. Ether (ETH) dan token yang terikat pada Solana (SOL) masing-masing anjlok sekitar 12%. Penurunan ini memicu gelombang likuidasi jangka panjang di pasar kripto.

Dampak Likuidasi Jangka Panjang

Likuidasi jangka panjang terjadi ketika pedagang yang bertaruh pada kenaikan harga (posisi long) terpaksa menjual aset mereka untuk menutupi kerugian. Dalam 24 jam terakhir, likuidasi jangka panjang Bitcoin mencapai lebih dari $247 juta, sementara Ether mengalami likuidasi sebesar $217 juta dalam periode yang sama.

Kepanikan investor mendorong aksi jual aset kripto selama akhir pekan, seiring dengan ekspektasi penurunan harga lebih lanjut. Kekhawatiran akan resesi global, yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Trump, memicu aksi jual massal aset berisiko.

Prospek Bitcoin ke Depan

Dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi, pasar kripto diperkirakan akan terus bergejolak. Bitcoin telah turun 15% sepanjang tahun 2025, dan tanpa katalis khusus, aset kripto ini diperkirakan akan terus bergerak seiring dengan ekuitas. Ketakutan akan resesi global membayangi setiap dorongan regulasi yang diharapkan dapat menguntungkan kripto tahun ini.

Dampak Tarif dan Kekhawatiran Resesi

Tarif impor yang diberlakukan, di luar tarif bea cukai untuk mitra dagang utama, telah memicu kekhawatiran akan perang dagang global yang dapat menjerumuskan AS ke dalam resesi. Meningkatnya kekhawatiran tentang dampak luas tarif tersebut mengguncang pasar di seluruh dunia. Pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan ekonomi dan dampaknya terhadap sentimen investor di pasar kripto.