Momentum Hari Nelayan Nasional: Senator Fahira Idris Usulkan 5 Strategi Jitu Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

Momentum Hari Nelayan Nasional: Senator Fahira Idris Usulkan 5 Strategi Jitu Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan

Peringatan Hari Nelayan Nasional setiap tanggal 6 April seharusnya menjadi titik balik untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan di Indonesia. Anggota DPD RI perwakilan DKI Jakarta, Fahira Idris, menekankan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengangkat harkat dan martabat para pahlawan laut yang seringkali terpinggirkan.

Menurutnya, nelayan memegang peranan krusial dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, intervensi strategis dari pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan kesejahteraan mereka. Fahira Idris mengusulkan lima intervensi strategis yang diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kehidupan nelayan.

1. Reformasi Akses Permodalan dan Asuransi Nelayan

Banyak nelayan kecil kesulitan mengakses permodalan karena keterbatasan aset dan dokumen legal. Untuk mengatasi hal ini, Fahira Idris mendorong pemerintah untuk:

  • Mendorong perbankan nasional dan BUMN untuk menyediakan skema kredit mikro berbunga rendah khusus untuk nelayan.
  • Mengintegrasikan program asuransi nelayan yang tidak hanya melindungi dari kecelakaan, tetapi juga dari gagal panen akibat cuaca ekstrem dan pencemaran laut.

2. Modernisasi Teknologi Tangkap dan Digitalisasi Informasi

Nelayan tradisional seringkali menggunakan teknik penangkapan ikan yang kurang efisien. Oleh karena itu, modernisasi teknologi penangkapan ikan menjadi sangat penting. Fahira Idris mengusulkan:

  • Distribusi alat tangkap ramah lingkungan dan efisien, seperti bubu lipat, gill net selektif, dan alat tangkap berbasis sensor.
  • Penerapan teknologi digital berbasis aplikasi untuk memantau lokasi ikan, prediksi cuaca, dan pasar hasil tangkapan secara real-time.

3. Revitalisasi Tata Niaga dan Sistem Logistik Perikanan

Ketimpangan dalam rantai distribusi menjadi penyebab utama rendahnya kesejahteraan nelayan. Untuk mengatasi masalah ini, Fahira Idris mengusulkan:

  • Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maritim atau badan layanan umum (BLU) yang membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga yang wajar.
  • Pembangunan sentra distribusi perikanan terintegrasi dengan fasilitas penyimpanan dingin (cold chain) yang didukung sistem logistik nasional.
  • Penyediaan platform digital pasar ikan berbasis aplikasi untuk memotong jalur tengkulak.

4. Penegakan Kedaulatan Laut dan Perlindungan Wilayah Tangkap Tradisional

Ekspansi industri dan kapal asing menyebabkan nelayan kecil kehilangan ruang tangkapnya. Untuk mengatasi hal ini, Fahira Idris mengusulkan:

  • Memperkuat pengawasan laut melalui patroli terpadu TNI AL, Bakamla, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan melibatkan masyarakat pesisir.
  • Regulasi yang mengakui dan melindungi wilayah tangkap tradisional melalui peraturan daerah berbasis kearifan lokal dan zonasi maritim.
  • Transparansi dalam pemberian izin kapal industri untuk mencegah tumpang tindih dengan ruang hidup nelayan lokal.

5. Pendidikan, Regenerasi, dan Transformasi Profesi Nelayan

Rendahnya minat generasi muda untuk menjadi nelayan menjadi tantangan besar. Untuk mengatasi hal ini, Fahira Idris mengusulkan:

  • Penyediaan beasiswa maritim dan vokasi kelautan untuk anak-anak nelayan.
  • Pengembangan desa maritim berbasis pendidikan, tempat nelayan dibekali dengan pelatihan pengolahan hasil laut, diversifikasi usaha, dan sertifikasi profesi.

Dengan implementasi lima intervensi strategis ini, Fahira Idris berharap kesejahteraan nelayan Indonesia dapat meningkat secara signifikan, sehingga mereka dapat terus berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.