Penurunan Permintaan Global Picu PHK Massal di Industri Sepatu Banten
Penurunan Permintaan Global Picu PHK Massal di Industri Sepatu Banten
Industri manufaktur sepatu di Banten tengah menghadapi gelombang PHK besar-besaran. Ribuan pekerja di dua perusahaan manufaktur sepatu ternama, PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh, telah kehilangan pekerjaan mereka dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Septo Kalnadi, yang mengungkapkan bahwa penurunan permintaan global menjadi penyebab utama PHK tersebut. Septo menekankan bahwa angka PHK ini bukan disebabkan oleh kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), melainkan karena penurunan signifikan order dari pemegang merek internasional.
PT Adis Dimension Footwear, produsen sepatu Nike, menjadi salah satu yang paling terdampak. Perusahaan ini telah melakukan PHK terhadap kurang lebih 1.500 karyawan. Situasi serupa terjadi di PT Victory Ching Luh, yang juga terpaksa memberhentikan sekitar 2.000 karyawannya. Proses PHK di kedua perusahaan ini berlangsung sejak November 2024 hingga Januari 2025. Saat ini, fokus utama kedua perusahaan adalah menyelesaikan kewajiban pembayaran hak-hak karyawan yang terkena dampak PHK, termasuk pesangon dan tunjangan lainnya. Proses pembayaran ini masih berlangsung dan terus dipantau oleh Disnakertrans Banten.
Dampak Lebih Luas dan Antisipasi Pemerintah:
Septo Kalnadi juga mengungkapkan data yang lebih memprihatinkan. Sepanjang tahun 2024, sebanyak 12.000 pekerja di sektor manufaktur Banten telah mengalami PHK. Meskipun sebagian besar pekerja telah menerima hak-haknya, masih ada beberapa kasus yang membutuhkan perhatian lebih lanjut dari pihak berwenang. Pemerintah Provinsi Banten tengah berupaya melakukan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan terkait untuk memastikan hak-hak pekerja terpenuhi dan juga tengah mengkaji strategi untuk mengurangi dampak negatif PHK massal ini terhadap perekonomian daerah. Disnakertrans Banten juga terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan bantuan dan pendampingan kepada para pekerja yang terdampak PHK.
Pemerintah daerah juga mengakui bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi di Banten, tetapi juga merupakan bagian dari tren global yang mempengaruhi industri manufaktur. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, untuk menghadapi tantangan ini dan mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi perubahan di pasar kerja yang semakin dinamis.
Langkah-langkah Ke depan:
- Peningkatan program pelatihan dan pengembangan keahlian bagi para pekerja yang terkena PHK untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
- Fasilitasi akses terhadap informasi lowongan pekerjaan dan program penyaluran tenaga kerja.
- Koordinasi dan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja untuk mencegah dan meminimalisir dampak negatif PHK massal di masa mendatang.
- Kajian lebih lanjut mengenai dampak penurunan permintaan global terhadap industri manufaktur di Banten dan pengembangan strategi mitigasi yang efektif.
Situasi ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan dinamika pasar global dan perlunya strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan yang ada, terutama dalam melindungi hak-hak pekerja dan stabilitas perekonomian daerah.