Peningkatan Intensitas Banjir di Joglo: Dampak Pembangunan Perumahan yang Masif?

Intensitas Banjir di Joglo Meningkat Dalam Dua Tahun Terakhir: Analisis Dampak Pembangunan

Jakarta, [Tanggal]: Warga Joglo, Jakarta Barat, mengeluhkan peningkatan signifikan intensitas banjir di Jalan Basoka Raya dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini dikaitkan dengan masifnya pembangunan perumahan di wilayah tersebut yang diduga mengurangi daerah resapan air.

Ujang (45), seorang warga yang telah lama tinggal di kawasan tersebut, mengungkapkan pengalamannya. "Saya di sini sudah lama, dari masih rawa sampai sekarang jadi perumahan. Ya, lebih parah sekarang (banjirnya)," ujarnya saat diwawancarai di lokasi banjir.

Menurut Ujang, Jalan Basoka Raya memang dikenal sebagai daerah rawan banjir karena lokasinya yang dahulunya merupakan rawa. Namun, ia menegaskan bahwa banjir yang terjadi dulu tidak separah sekarang. Perubahan signifikan terjadi setelah banyak perumahan dibangun di atas lahan yang dulunya berfungsi sebagai daerah resapan air.

"Soalnya rawa sudah jadi rumah. Kalau dulu-dulu tidak separah ini. Ya, banjir sih, tapi tidak separah ini," imbuhnya. Pembangunan perumahan yang masif dianggap sebagai faktor utama penyebab pendangkalan drainase dan berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap air hujan.

Kondisi Banjir Terkini dan Dampaknya

Dalam dua tahun terakhir, Jalan Basoka Raya menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat mengguyur Jakarta. Ketinggian air bahkan dapat mencapai 1,5 meter. Banjir tidak hanya menggenangi jalan, tetapi juga merendam permukiman warga, menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu.

"Yang paling parah dulu tahun 2009. Itu tiga hari, tiga malam, sampai saya juga dikasih makan pakai perahu karet," kenang Ujang, menggambarkan dampak banjir yang sangat parah di masa lalu.

Pada hari [Tanggal], pantauan di lokasi menunjukkan bahwa banjir di Jalan Basoka Raya dan Jalan Strategi telah surut sejak pukul 08.00 WIB. Meskipun demikian, masih terdapat genangan air di beberapa titik di pinggir jalan. Kondisi ini memungkinkan kendaraan untuk melintas dengan aman.

Namin Surya, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Joglo, menjelaskan bahwa pada malam sebelumnya, ketinggian banjir di kedua jalan tersebut mencapai 30-40 sentimeter. Proses surutnya banjir relatif cepat berkat upaya petugas dan sistem drainase yang berfungsi, meskipun belum optimal.

Upaya Penanganan dan Solusi Jangka Panjang

Pemerintah Kota Jakarta perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap tata ruang dan perizinan pembangunan di wilayah Joglo dan sekitarnya. Pengawasan terhadap pembangunan yang melanggar aturan dan penyediaan daerah resapan air yang memadai menjadi kunci untuk mengatasi masalah banjir di masa depan.

Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Normalisasi saluran air: Memperlebar dan memperdalam saluran air yang ada untuk meningkatkan kapasitas tampung dan aliran air.
  • Pembangunan drainase vertikal: Membuat sumur resapan dan biopori di lingkungan perumahan dan perkantoran untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.
  • Penertiban bangunan di bantaran sungai: Menertibkan bangunan yang berdiri di bantaran sungai dan melanggar garis sempadan untuk memperlancar aliran air.
  • Pengawasan ketat terhadap izin pembangunan: Memastikan setiap pembangunan memiliki izin yang sesuai dan tidak melanggar aturan tata ruang.

Dengan tindakan yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan masalah banjir di Joglo dapat diatasi secara efektif dan tidak lagi menjadi ancaman bagi warga.