Pura Mangkunegaran Gelar Syawalan Akbar, Tradisi Leluhur yang Merangkul Masyarakat Luas
Pura Mangkunegaran, Surakarta - Gemuruh sukacita dan kebersamaan terasa begitu kental saat Pura Mangkunegaran menggelar tradisi Syawalan yang sarat makna pada Senin, 7 April 2025. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya melibatkan partisipasi aktif masyarakat umum, menandai era baru keterbukaan dan kedekatan antara Pura Mangkunegaran dengan warganya.
KGPAA Mangkunegara X, sosok yang memimpin jalannya tradisi ini, mengungkapkan bahwa Syawalan bukan sekadar ritual seremonial, melainkan sebuah warisan budaya luhur yang telah dipertahankan sejak masa pemerintahan Mangkunegara I. Tradisi ini menjadi simbol perekat silaturahmi antara keluarga Mangkunegaran, abdi dalem, dan kini, seluruh lapisan masyarakat.
"Melanjutkan tradisi Syawalan yang telah ada sejak Eyang Mangkunegara I hingga saat ini adalah sebuah kehormatan," tutur Mangkunegara X dengan penuh khidmat. Beliau juga mengenang masa sulit ketika pandemi Covid-19 memaksa tradisi ini untuk sementara waktu ditiadakan. Namun, semangat untuk melestarikan budaya tak pernah padam, dan Syawalan kembali digelar pada hari pertama Lebaran.
Keputusan untuk melibatkan masyarakat umum dalam Syawalan kali ini didasari oleh kesadaran bahwa Pura Mangkunegaran adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan budaya Surakarta. Dengan membuka pintu bagi masyarakat, diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat dan rasa memiliki terhadap warisan budaya ini.
"Mangkunegaran adalah budaya milik kita semua," tegas Mangkunegara X, seraya menambahkan bahwa keterlibatan masyarakat adalah langkah penting untuk menjaga keberlangsungan tradisi ini di masa depan.
Acara Syawalan di Pura Mangkunegaran dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wali Kota Solo, Respati Ardi; Wakil Wali Kota, Astrid Widayani; serta perwakilan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Solo. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pelestarian budaya dan tradisi di Surakarta.
Perayaan Syawalan kali ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan pelestarian budaya, tetapi juga momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan antara Pura Mangkunegaran dan masyarakat Surakarta. Semangat gotong royong dan kepedulian terhadap warisan budaya diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Rangkaian Acara Syawalan:
- Doa Bersama: Pembukaan acara dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama.
- Sambutan: Sambutan dari KGPAA Mangkunegara X dan perwakilan pemerintah daerah.
- Kirab Budaya: Pertunjukan kirab budaya yang menampilkan berbagai kesenian tradisional Surakarta.
- Ramah Tamah: Sesi ramah tamah dan bersalam-salaman antara keluarga Mangkunegaran, abdi dalem, dan masyarakat.
- Pembagian Berkah: Pembagian berkah berupa makanan dan minuman tradisional kepada seluruh peserta.
Tradisi Syawalan di Pura Mangkunegaran adalah cerminan dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan tradisi ini dapat terus hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Surakarta.