Kemenhub Tanggap Darurat, Ratusan Pemudik di Polewali Mandar Akhirnya Berlayar Setelah Terkatung-katung
Penantian Panjang Berakhir: Ratusan Pemudik Polewali Mandar Akhirnya Berlayar
Polewali Mandar, Sulawesi Barat - Setelah mengalami penundaan keberangkatan yang membuat frustrasi selama tiga hari, ratusan pemudik yang terdampar di Pelabuhan Tanjung Silopo, Polewali Mandar, akhirnya dapat bernapas lega. Pada hari Senin (7/4/2025), mereka diberangkatkan menuju Kotabaru, Kalimantan Selatan, menggunakan kapal pengganti yang didatangkan khusus.
Keterlambatan ini disebabkan oleh kapal sebelumnya, KM Sabuk Nusantara 93, yang tidak dapat menampung penumpang dari Silopo karena sudah kelebihan muatan setelah mengangkut penumpang dari Pelabuhan Passarang, Majene. Situasi ini memicu kepanikan dan kekecewaan di antara para pemudik yang sudah lama menunggu.
"Alhamdulillah, hari ini akhirnya kami bisa berangkat ke Kotabaru, meskipun sempat stres dan panik selama tiga hari di pelabuhan," ungkap Firman, salah seorang penumpang yang mengungkapkan kelegaan dan rasa frustrasinya.
Kondisi para pemudik yang terkatung-katung ini semakin memprihatinkan karena mereka kehabisan bekal dan biaya hidup. Jusmansyah, penumpang lainnya, menggambarkan situasi sulit yang mereka alami. "Sempat stres berat. Bagaimana tidak, biaya perjalanan sudah habis, bekal makanan juga sudah tak ada. Mana lagi, beli makanan tidak ada di kawasan pelabuhan, harus cari jauh dari pelabuhan," ujarnya dengan nada putus asa.
Respons Cepat Kementerian Perhubungan
Menanggapi situasi darurat ini, pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo segera mengajukan permintaan bantuan kapal tambahan kepada Kementerian Perhubungan. Permintaan ini direspon dengan cepat dengan mendatangkan KM Sabuk Nusantara 111, kapal dengan kapasitas 450 orang, sebagai pengganti.
"Sebelumnya, pihak Syahbandar sudah bersurat ke Kementerian Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang telantar karena jumlah penumpang yang membludak. Alhamdulillah, ada sekitar 200 lebih penumpang yang sempat telantar di pelabuhan akhirnya bisa diberangkatkan. Mudah-mudahan bisa sampai tujuan dengan selamat," jelas Said, petugas Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo.
Akar Masalah: Koordinasi yang Buruk
Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo menyoroti kurangnya koordinasi dari PT Pelni sebagai penyebab utama masalah ini. Menurutnya, PT Pelni mengisi penuh penumpang di Pelabuhan Passarang tanpa menyisakan kuota untuk Pelabuhan Silopo.
"Seharusnya PT Pelni menyisakan jatah penumpang di Pelabuhan Silopo dan tidak mengisi penuh penumpang di Pelabuhan Passarang Majene, sehingga tidak menimbulkan kekecewaan ratusan penumpang di Pelabuhan Silopo yang sudah datang sehari sebelum jadwal keberangkatan mereka," tegas Said.
Masalah serupa sering terjadi setiap musim mudik Lebaran di pelabuhan tersebut. Para penumpang mengkritik buruknya manajemen pelayanan sebagai akar masalahnya.
Tuntutan Kompensasi dan Pembenahan Manajemen
"Ini sudah dua kali saya telantar di pelabuhan ini. Harusnya pemerintah dan PT Pelni profesional, jangan terus-menerus begini tiap tahun," keluh seorang pemudik yang kecewa.
Sejumlah penumpang juga mendesak pemerintah memberikan kompensasi atas kerugian yang mereka alami akibat penelantaran ini. Mereka menilai manajemen arus balik tidak tertata dengan baik, sehingga menyebabkan masalah ini terus berulang setiap tahun.
Berdasarkan data manifes Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo, total 233 penumpang diberangkatkan pada Senin (7/4/2025) menuju Kotabaru. Pihak pelabuhan memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada hari yang sama, bertepatan dengan berakhirnya libur cuti Lebaran.
Sebelumnya, KM Sabuk Nusantara 93 batal bersandar di Silopo karena telah mengangkut sekitar 400 penumpang dari Majene, melebihi kapasitas yang seharusnya, sehingga menyebabkan ratusan pemudik telantar.
Pelajaran Berharga
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, terutama PT Pelni dan pemerintah, untuk meningkatkan koordinasi dan manajemen pelayanan selama musim mudik. Pembenahan sistem dan peningkatan profesionalisme sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi yang komprehensif agar para pemudik dapat melakukan perjalanan dengan aman, nyaman, dan tanpa rasa khawatir.
Berikut adalah poin penting dalam berita ini:
- Penelantaran Pemudik: Ratusan pemudik telantar di Pelabuhan Tanjung Silopo selama tiga hari.
- Penyebab: Kapal KM Sabuk Nusantara 93 kelebihan muatan setelah mengangkut penumpang dari Majene.
- Solusi: Kementerian Perhubungan mendatangkan KM Sabuk Nusantara 111 sebagai kapal pengganti.
- Kritik: Penumpang mengkritik kurangnya koordinasi PT Pelni dan buruknya manajemen pelayanan.
- Tuntutan: Penumpang menuntut kompensasi dan pembenahan sistem manajemen arus balik.