Waspada Sekte Sesat Berkedok Agama: Psikolog Ungkap Cara Hindari Manipulasi Pernikahan
Fenomena tokoh 'Walid' yang viral di TikTok, seorang pemimpin sekte fiktif bernama Jihad Ummah dari drama Malaysia berjudul Bidaah, menjadi sorotan karena menggambarkan manipulasi berkedok agama, khususnya dalam konteks pernikahan. Adegan 'nikah batin' yang kontroversial dalam drama tersebut, di mana Walid memanipulasi seorang wanita muda untuk menjadi istrinya, sayangnya, mencerminkan praktik serupa yang bisa terjadi di dunia nyata.
Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menekankan pentingnya kewaspadaan dan pemikiran kritis dalam beragama untuk menghindari menjadi korban manipulasi pernikahan. Berikut adalah beberapa strategi yang disarankan:
- Berpikir Kritis dalam Beragama: Jangan menelan mentah-mentah ajaran dari satu sumber. Perluas pengetahuan agama Anda melalui berbagai sumber yang terpercaya, termasuk lingkungan terdekat dan tokoh agama yang kredibel.
- Terbuka untuk Berdiskusi: Jangan ragu untuk berdiskusi dan meminta masukan dari orang-orang terdekat mengenai pengalaman dan ajaran yang Anda terima. Pertimbangkan apakah hal tersebut pantas dan sesuai dengan nilai-nilai yang benar.
- Berani Berbicara (Speak Up): Jika Anda merasa tidak nyaman, dilecehkan, atau dipaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani, jangan ragu untuk berbicara kepada orang terdekat. Jangan biarkan diri Anda terpengaruh oleh doktrin yang membenarkan tindakan manipulatif atas nama cinta atau keistimewaan.
- Mencari Opini Kedua dan Ketiga: Jangan hanya mengandalkan satu pendapat. Dapatkan perspektif dari berbagai sumber untuk membantu Anda melihat situasi secara lebih objektif.
Anastasia menambahkan bahwa banyak pelaku manipulasi menggunakan nilai-nilai agama sebagai pembenaran untuk memenuhi hasrat pribadi mereka. Korban sering kali tidak menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi karena tindakan tersebut dikemas sebagai bentuk cinta atau perhatian.
Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap perilaku dan penampilan orang lain, serta berani menolak segala bentuk tekanan atau paksaan yang mengatasnamakan agama. Perlindungan diri dari sekte sesat dan individu manipulatif memerlukan pemikiran kritis, keberanian untuk berbicara, dan dukungan dari orang-orang terdekat.