Penggunaan Gas Anestesi Ramah Lingkungan Meningkat: Emisi Global Turun Signifikan dalam Satu Dekade Terakhir

Kabar Baik untuk Iklim: Emisi Gas Anestesi Menurun

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Planetary Health mengungkap tren positif dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dari praktik anestesi. Penelitian ini menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca yang berasal dari penggunaan gas anestesi telah mengalami penurunan signifikan sebesar 27% selama sepuluh tahun terakhir. Penurunan ini setara dengan sekitar 2 juta ton karbon dioksida, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

Gas anestesi, khususnya yang terhalogenasi dan mudah menguap, dikenal sebagai gas rumah kaca yang kuat. Meskipun dampaknya secara keseluruhan terhadap perubahan iklim masih terus dipelajari, potensi mereka dalam memerangkap panas di atmosfer tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, penurunan emisi gas anestesi menjadi langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Faktor Pendorong Penurunan Emisi

Penurunan emisi ini terutama disebabkan oleh negara-negara berpenghasilan tinggi yang secara aktif mengurangi penggunaan desflurane, gas anestesi dengan dampak iklim yang paling tinggi. Beberapa negara, seperti anggota Uni Eropa, bahkan telah mengambil langkah lebih jauh dengan melarang penggunaan desflurane, yang akan mulai berlaku pada Januari 2026.

Menurut Adrien Talbot, seorang mahasiswa doktoral anestesiologi dan perawatan intensif di Universitas Lund, "Desflurane 2.500 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Negara-negara berpendapatan tinggi, seperti Amerika Serikat, telah mengurangi penggunaannya secara drastis."

Namun, Talbot juga menyoroti adanya peningkatan penggunaan desflurane di beberapa negara berpenghasilan menengah, seperti Jepang, Cina, India, Rusia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam upaya global mengurangi dampak lingkungan dari gas anestesi.

Pentingnya Transisi ke Sevoflurane

Studi ini juga menyoroti pentingnya transisi yang lebih luas ke sevoflurane, gas anestesi dengan dampak iklim yang jauh lebih rendah dan sifat klinis yang sebanding, atau bahkan lebih baik, dibandingkan dengan alternatif lain seperti desflurane.

Para peneliti memperkirakan bahwa jika desflurane sepenuhnya digantikan oleh sevoflurane, dampak gas anestesi terhadap iklim global dapat dikurangi hingga 69%. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor perawatan kesehatan.

Tantangan dan Peluang

Peter Bentzer, dosen senior Anestesi dan Perawatan Intensif di Universitas Lund, menekankan bahwa meskipun menggembirakan melihat beberapa negara besar di dunia mampu menyediakan layanan anestesi dan pembedahan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan penduduknya, peningkatan penggunaan desflurane di negara-negara tersebut menjadi perhatian.

"Jika lebih banyak pihak berhenti menggunakannya, kita dapat mengurangi separuh emisi iklim dan masih menggandakan jumlah anestesi di dunia," tambah Bentzer.

Penelitian ini memberikan gambaran komprehensif tentang tren penggunaan gas anestesi global dan dampaknya terhadap iklim. Temuan ini menjadi pengingat penting bagi para pemangku kepentingan di sektor perawatan kesehatan untuk terus berupaya mengurangi dampak lingkungan dari praktik anestesi, dengan memprioritaskan penggunaan gas anestesi yang lebih ramah lingkungan seperti sevoflurane dan menghindari penggunaan desflurane sebisa mungkin.

Rekomendasi Tindakan:

  • Negara-negara berpenghasilan tinggi: Terus mempertahankan dan memperkuat upaya pengurangan penggunaan desflurane.
  • Negara-negara berpenghasilan menengah: Mengevaluasi kembali penggunaan desflurane dan mempertimbangkan transisi ke sevoflurane.
  • Organisasi kesehatan global: Mendorong penggunaan sevoflurane dan memberikan panduan kepada negara-negara tentang praktik anestesi yang ramah lingkungan.

Dengan tindakan kolektif, kita dapat mengurangi dampak lingkungan dari anestesi dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.