Gelombang Protes Anti-Trump Menyasar Diler Tesla, Cybertruck Jadi Sasaran Amuk Massa

Gelombang Protes Anti-Trump Ancam Eksistensi Tesla di Amerika

Kebijakan kontroversial yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terus menuai badai protes dari berbagai kalangan. Eskalasi terbaru dari demonstrasi ini menyasar diler-diler mobil listrik Tesla di berbagai wilayah Amerika Serikat, dengan Cybertruck menjadi target utama amukan massa.

Dilansir dari Associated Press (AP), gelombang protes yang meningkat tajam pada awal April 2025 telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada properti Tesla. Sedikitnya empat unit Cybertruck dilaporkan hangus dibakar oleh para demonstran yang marah. Tindakan anarkis ini tidak hanya terbatas pada pembakaran, tetapi juga termasuk serangan menggunakan tembakan dan bom molotov yang diarahkan langsung ke beberapa diler Tesla.

Tidak hanya Cybertruck yang menjadi sasaran kemarahan publik. Model-model Tesla lainnya, seperti Model S, juga tak luput dari aksi vandalisme. Motif di balik serangan ini diduga kuat terkait dengan peran Elon Musk, CEO Tesla, sebagai penasihat Trump di Departemen Efisiensi Pemerintah. Keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump menjadikan Tesla sebagai simbol yang mewakili kebijakan-kebijakan yang tidak populer di mata para demonstran.

Para pemilik Tesla yang merasa khawatir dengan situasi ini mencoba berbagai cara untuk melindungi kendaraan mereka. Beberapa di antaranya menempelkan stiker pada bumper mobil dengan pesan-pesan yang berusaha menjauhkan diri dari afiliasi politik. Stiker-stiker tersebut bertuliskan kalimat-kalimat seperti "Saya membeli mobil ini sebelum Elon menjadi tidak terkendali" atau "Saya hanya menginginkan mobil listrik. Maafkan saya."

Dampak Ekonomi dan Pasar

Aksi protes ini tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik, tetapi juga mempengaruhi nilai jual kembali Cybertruck. Laporan menunjukkan bahwa harga bekas Cybertruck mengalami penurunan hingga 8 persen. Saat ini, harga pikap listrik tersebut berkisar antara 61.000 dolar AS (sekitar Rp 1 miliar) hingga 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,6 miliar).

Di Indonesia, Cybertruck juga hadir melalui jalur importir umum, seperti Glamour Auto Boutique, dengan harga yang fantastis, mencapai Rp 5 miliar. Selain Cybertruck, beberapa model mobil listrik Tesla lainnya, seperti Model S, Model 3, Model X, dan Model Y, juga diimpor oleh Prestige Image Motorcars.

Berikut adalah rangkuman insiden yang menggemparkan industri otomotif dan politik di Amerika Serikat:

  • Pembakaran minimal 4 unit Cybertruck.
  • Serangan menggunakan tembakan dan bom molotov ke diler Tesla.
  • Penurunan harga jual kembali Cybertruck sebesar 8%.
  • Upaya pemilik Tesla untuk menjauhkan diri dari afiliasi politik melalui stiker.

Situasi ini menjadi peringatan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki afiliasi dengan tokoh politik kontroversial. Demonstrasi ini menunjukkan bahwa konsumen semakin sadar akan dampak sosial dan politik dari produk yang mereka beli.

Kesimpulan

Gelombang protes anti-Trump yang menyasar diler Tesla dan Cybertruck adalah manifestasi dari ketidakpuasan publik terhadap kebijakan politik tertentu. Insiden ini tidak hanya merugikan Tesla secara materi, tetapi juga merusak citra merek dan menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab sosial perusahaan di era polarisasi politik yang semakin meningkat.