Prabowo Subianto Bidik Pasar Afrika: Indomie Sebagai Pembuka Jalan
Prabowo Subianto Bidik Pasar Afrika: Indomie Sebagai Pembuka Jalan
JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto melihat potensi besar Afrika sebagai pasar baru bagi produk Indonesia. Keyakinan ini didasari oleh kesuksesan produk mi instan Indomie di benua tersebut, yang menurutnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari konsumsi masyarakat setempat.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional di kediamannya di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025). Dalam diskusi tersebut, Prabowo menekankan pentingnya mencari pasar-pasar baru untuk menopang perekonomian Indonesia, terutama di tengah tantangan global seperti kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
"Ada pengusaha-pengusaha kita yang berani ke Afrika. Salim Group, dia di mana-mana di Afrika itu. Mereka sekarang hobinya makan Indomie. Dan mereka kira Indomie itu makanan mereka. Ada di Nigeria, di Turki, di Mesir. Jadi, we have to look for new market (kita harus mencari pasar baru)," ujar Prabowo, seperti dikutip dari Kompas.id.
Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh AS dapat berdampak signifikan pada industri padat karya Indonesia, seperti garmen, sepatu, tekstil, dan furnitur. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berupaya mencari alternatif pasar ekspor, dan Afrika dipandang sebagai opsi yang menjanjikan.
"Kenapa kita tidak ke Afrika? Afrika itu the new emerging market of the world. Jumlah penduduknya besar. Resources-nya banyak. Kebutuhannya banyak," tegas Prabowo. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan mengumpulkan para pelaku industri untuk berdiskusi dan mencari solusi mitigasi terhadap dampak tarif impor AS.
Prabowo juga meyakini bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi berbagai tantangan. Pengalaman menghadapi krisis ekonomi di masa lalu, seperti krisis 1998 dan 2008, serta pandemi Covid-19, menjadi bukti ketahanan ekonomi Indonesia.
"Saya percaya basic kita kuat. Whatever happens, saya kira kita survive. Apa (saja krisis) yang sudah pernah kita survive. Krisis-krisis berkali-kali. (Tahun) ’68, ’98, 2008. (Krisis akibat) Covid, ya, kita hadapi. Dan kita bisa atasi," ujar Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya persatuan dan dialog dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa. Ia mengajak semua pihak untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Para Pemimpin Redaksi yang Hadir
Pertemuan Prabowo dengan pemimpin redaksi media nasional dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di dunia jurnalistik, antara lain:
- Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas)
- Alfito Deannova Gintings (Pemred Detikcom)
- Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar)
- Lalu Mara Satriawangsa (Pemred TV One)
- Uni Lubis (Pemred IDN Times)
- Najwa Shihab (Founder Narasi)
Diskusi yang berlangsung selama empat jam tersebut dimoderatori oleh Valerina Daniel dari TVRI, dan membahas berbagai isu penting terkait perekonomian, politik, dan sosial budaya.
Langkah Prabowo dalam membidik pasar Afrika ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mencari peluang-peluang baru dalam meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi pasar yang besar dan sumber daya alam yang melimpah di Afrika, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya dalam perekonomian global.