Kematian Mahasiswa UKI: Keluarga Korban Menduga Adanya Tindak Kekerasan
Keluarga Walewangko Ungkap Kejanggalan Kematian Kenzha, Mahasiswa UKI
Jakarta - Keluarga Kenzha Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang meninggal dunia di lingkungan kampus, meyakini bahwa Kenzha menjadi korban tindak kekerasan yang berujung pada kematiannya. E.H. Happy Walewangko, ayah korban, mengungkapkan keyakinan ini didasarkan pada sejumlah luka mencurigakan yang ditemukan pada jenazah Kenzha.
"Kami sangat yakin Kenzha dianiaya, bahkan dikeroyok hingga meninggal dunia. Ini bukan sekadar perkelahian biasa," ujar Happy dengan nada penuh kesedihan.
Kecurigaan keluarga semakin menguat setelah melihat langsung kondisi jenazah Kenzha. Menurut Happy, saat prosesi memandikan jenazah, ditemukan sejumlah luka lebam dan bekas yang mengindikasikan kekerasan fisik yang brutal.
"Ada luka lebam yang membiru di pundak belakang sebelah kiri, dan hampir seluruh punggungnya dipenuhi lebam. Yang paling mengerikan adalah bekas tapak sepatu yang jelas terlihat di pundak kiri atas bagian belakang tubuhnya," ungkap Happy dengan nada geram.
Selain itu, keluarga menduga adanya pukulan benda keras yang menghantam bagian belakang tubuh Kenzha. Luka robek juga ditemukan di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala dan telinga kanan atas. Happy bahkan menyebutkan adanya indikasi keretakan pada tengkorak kepala korban.
"Saat dimandikan, terlihat luka seperti remuk atau bocor di kepala bagian belakang. Tengkoraknya juga terlihat sampai bagian dalamnya. Ini sangat mengenaskan," tuturnya.
Keterangan dari kakak kandung Kenzha yang ikut memandikan jenazah juga memperkuat dugaan adanya tindak kekerasan. Menurut Happy, sang kakak menemukan adanya patah tulang rusuk di bagian kiri tubuh Kenzha.
"Adanya patah tulang rusuk menunjukkan bahwa Kenzha mengalami penyiksaan sebelum meninggal. Kami sangat menyayangkan kejadian ini," kata Happy dengan suara bergetar.
Keluarga mengaku sangat terpukul dan tidak tega melihat kondisi Kenzha yang penuh luka. Namun, mereka memaksakan diri untuk melihat langsung jenazah Kenzha sebagai bentuk penghormatan terakhir dan untuk mencari kebenaran atas kematiannya.
"Kami ingin melihat langsung kondisi anak kami dengan bukti kasat mata. Ini adalah hak kami sebagai orang tua," tegas Happy.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengonfirmasi adanya laporan terkait kematian Kenzha di lingkungan kampus UKI pada Selasa (4/3/2025). Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan intensif terkait kasus ini.
"Benar, ada laporan mengenai mahasiswa yang meninggal dunia diduga akibat pengeroyokan. Kami sedang mendalami kasus ini secara serius," ujar Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.
Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan diharapkan dapat segera terungkap dengan menangkap pelaku atau pelaku yang bertanggung jawab atas kematian Kenzha Walewangko.