Terhimpit Ekonomi, Pekerja Muda di China Pilih Toilet Sebagai Hunian Alternatif

Kisah pilu seorang wanita muda di China menjadi sorotan, menggambarkan kerasnya persaingan ekonomi dan mahalnya biaya hidup di perkotaan. Yang, seorang pekerja berusia 18 tahun, terpaksa mengambil langkah ekstrem dengan menjadikan toilet sebagai tempat tinggalnya.

  • Kondisi Ekonomi yang Menekan:

    • Yang berasal dari Provinsi Hubei dan bekerja di sebuah toko furnitur di Zhuzhou, Provinsi Hunan. Upahnya sebesar 2.700 Yuan (sekitar Rp 6,2 juta) jauh di bawah standar upah di kota tersebut, yang mencapai 7.500 Yuan (sekitar Rp 17,4 juta).
    • Dengan pendapatan terbatas, Yang kesulitan untuk menyewa apartemen yang layak. Harga sewa apartemen di daerah tersebut berkisar antara 800 hingga 1.800 Yuan (sekitar Rp 1,8 juta hingga Rp 4,1 juta), angka yang sulit dijangkau oleh Yang.
  • Toilet Sebagai Solusi Sementara:

    • Dalam kondisi terdesak, Yang memutuskan untuk menyewa toilet di tempat kerjanya sebagai hunian sementara. Ia hanya perlu membayar 50 Yuan (sekitar Rp 115.500) per bulan untuk sewa toilet tersebut.
    • Toilet berukuran 6 meter persegi itu sebelumnya hanya berisi dua kloset jongkok dan sebuah wastafel. Yang mengubahnya menjadi ruang hunian dengan memasang tempat tidur lipat, kompor kecil untuk memasak, tirai untuk privasi, dan rak pakaian.
    • Meskipun tidak ideal, Yang merasa aman karena toilet tersebut berada di dalam kantor yang memiliki sistem keamanan 24 jam. Ia juga mengatakan bahwa toilet itu selalu bersih dan bebas dari bau tidak sedap.
  • Perjuangan Hidup Sejak Usia Dini:

    • Yang telah hidup mandiri sejak usia 16 tahun setelah meninggalkan kampung halamannya. Ia dibesarkan oleh kakek-neneknya sejak usia satu tahun karena orang tuanya bekerja di tempat lain.
    • Selain memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, Yang juga harus membantu membiayai pendidikan saudara laki-lakinya atas permintaan orang tuanya. Ia menyisihkan sebagian gajinya setiap bulan untuk tujuan tersebut.
    • Meskipun menghadapi kesulitan ekonomi, Yang tetap optimis dan bertekad untuk menabung agar bisa membeli rumah dan mobil di masa depan.
  • Dukungan dari Atasan:

    • Xu, atasan Yang, mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh karyawannya. Ia berencana untuk memindahkan Yang ke ruang kantor yang baru direnovasi pada akhir bulan.
    • Xu mengatakan bahwa Yang awalnya mempertimbangkan untuk menyewa kamar seharga 400 Yuan (sekitar Rp 929 ribu) per bulan. Namun, Yang lebih memilih untuk tinggal di toilet perusahaan karena alasan keamanan dan kedekatan dengan tempat kerja.

Kisah Yang adalah potret buram dari kesenjangan ekonomi yang masih menjadi tantangan di China. Meskipun negara tersebut telah mencapai kemajuan ekonomi yang signifikan, masih banyak warganya yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kasus ini menyoroti pentingnya penyediaan perumahan yang terjangkau dan kesempatan kerja yang layak bagi semua warga negara.