Irigasi Utama di Simalungun Ambruk, Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Petani Simalungun Dihantui Kekeringan Akibat Kerusakan Infrastruktur

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada awal April lalu, telah menyebabkan kerusakan fatal pada infrastruktur irigasi. Akibatnya, ratusan hektar lahan persawahan yang menjadi tumpuan hidup masyarakat setempat kini terancam kekeringan dan gagal panen.

Dam irigasi utama yang terletak di Dusun Toba I, Nagori Jawa Maraja, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, mengalami kerusakan parah dan nyaris tidak berfungsi lagi. Padahal, dam ini merupakan sumber air vital bagi sistem irigasi sekunder yang mengairi sawah-sawah di wilayah tersebut. Ambruknya dam ini telah memutus aliran air ke sawah-sawah, menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman padi yang baru ditanam terancam mati.

"Kerusakannya hampir seratus persen akibat hujan deras," ujar Parlindungan Manalu, Pangulu (Kepala Desa) Jawa Maraja, mengkhawatirkan nasib para petani. Ia menambahkan bahwa sekitar 300 hektar lahan persawahan kini berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan perhatian segera.

Dampak Meluas dan Potensi Kerugian Ekonomi

Krisis air ini tidak hanya dirasakan oleh petani di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, tetapi juga meluas ke wilayah pertanian di kecamatan lain. Beberapa dusun yang paling merasakan dampaknya adalah:

  • Dusun Toba I
  • Dusun Toba II
  • Dusun Galungan
  • Dusun Damak Puli

Para petani saat ini tengah melakukan pengolahan lahan untuk pola tanam padi serentak, namun upaya mereka terancam sia-sia jika perbaikan dam tidak segera dilakukan. Jika kondisi ini berlanjut, potensi kerugian ekonomi yang ditimbulkan bisa mencapai puluhan miliar rupiah, sebuah pukulan berat bagi perekonomian masyarakat Simalungun.

Upaya Penanganan dan Harapan Petani

Pemerintah desa telah mengajukan permohonan perbaikan dam kepada pihak provinsi. Mereka berharap agar perbaikan dapat segera direalisasikan untuk menyelamatkan lahan pertanian dan mata pencaharian petani.

"Tadi sudah kami buat permohonan untuk perbaikan bendungan ke pihak provinsi. Kami berharap segera diperbaiki," kata Parlindungan Manalu.

Sementara itu, Camat Jawa Maraja Bah Jambi, Sudiono, menjelaskan bahwa irigasi tersebut berada di bawah kewenangan UPTD Pematangsiantar Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara. Pihaknya telah menyampaikan permohonan resmi untuk perbaikan kepada UPTD terkait. Diharapkan dengan koordinasi yang baik antara pemerintah desa, kecamatan, dan provinsi, solusi konkret dapat segera ditemukan untuk mengatasi krisis air ini dan mencegah kerugian lebih lanjut bagi para petani Simalungun. Para petani sangat berharap agar pemerintah provinsi dan pusat segera turun tangan untuk memperbaiki kerusakan ini sehingga mereka dapat kembali bercocok tanam dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.