RUU TNI Tidak Mengarah pada Militerisme, Tegas Prabowo Subianto

Prabowo Menepis Kekhawatiran Militerisme dalam RUU TNI

Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan tegas membantah adanya potensi militerisme yang terkandung dalam revisi Undang-Undang TNI (RUU TNI). Bantahan ini disampaikan sebagai respons terhadap kekhawatiran yang muncul dari berbagai kalangan masyarakat sipil terkait RUU tersebut.

"Tidak ada itu (militerisme). Militerisme apa?" ujar Prabowo dalam sebuah wawancara yang dikutip dari YouTube Harian Kompas, menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap tudingan tersebut.

Kepercayaan Publik dan Peran TNI

Prabowo menekankan pentingnya objektivitas dalam menilai peran TNI. Menurutnya, TNI masih merupakan lembaga yang mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat, terutama dalam penanganan bencana alam dan situasi darurat lainnya. Ia mencontohkan peran TNI dalam mengevakuasi korban bencana tsunami di Aceh sebagai bukti nyata pengabdian mereka.

"Rakyat itu masih percaya sama TNI. Kalau ada bencana alam, siapa yang pertama kali? Kalau ada ribuan orang mayat waktu di Aceh, siapa yang angkat?" tanya Prabowo, menekankan kontribusi nyata TNI di lapangan.

Reformasi TNI dan Supremasi Sipil

Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa upaya untuk mengembalikan TNI ke barak telah diinisiasi oleh para pemimpin TNI sendiri pada masa transisi dari Orde Baru ke Reformasi. Ia bahkan mengaku sebagai salah satu perwira yang mendorong agar TNI keluar dari arena politik, sejalan dengan semangat reformasi.

"Yang bawa kembali ke TNI (barak) itu siapa? Pemimpin-pemimpin TNI sendiri. Kita sadar waktu itu," tegasnya, menyebut nama-nama seperti Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Agus Wirahadikusumah sebagai bagian dari proses tersebut.

Prabowo juga menyatakan bahwa dirinya adalah orang pertama di internal TNI yang menyuarakan pentingnya supremasi sipil. Ia membuktikan komitmennya dengan menerima pemberhentian dirinya oleh Presiden Habibie, meskipun saat itu memegang komando pasukan terbanyak.

"Saya pertama dalam TNI yang mengatakan civilian supremacy. Saya tunduk dan saya buktikan bahwa saya tunduk kepada pemimpin sipil. Saya diberhentikan oleh Pak Habibie. Siap," ungkapnya.

Fokus RUU TNI: Perpanjangan Usia Pensiun Perwira Tinggi

Prabowo menjelaskan bahwa inti dari revisi UU TNI sebenarnya adalah untuk memperpanjang usia pensiun perwira tinggi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi pergantian posisi-posisi strategis dalam tubuh TNI.

"Inti dari RUU TNI sebetulnya hanya memperpanjang usia pensiun beberapa perwira tinggi," pungkas Prabowo, meluruskan persepsi yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian, Prabowo menegaskan bahwa RUU TNI tidak memiliki agenda tersembunyi untuk membangkitkan kembali dwifungsi ABRI atau mengarah pada militerisme.